Bisnis.com, BANDUNG- Masyarakat diminta tidak panik dalam merespon pelemahan nilai tukar rupiah akibat meluasnya wabah virus Corona (Covid-19).
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan pelemahan rupiah relatif lebih baik jika dibandingkan negara-negara di kawasan Asia karena Bank Indonesia berada di pasar untuk menjaga stabilitas.
"Fundamental harus diyakinkan, pelaku pasar agar jangan panik. Ada respon pemerintah berupa paket kebijakan untuk melindungi pasar domestik dari virus Corona," katanya saat acara Pelatihan Wartawan Bank Indonesia di Bandung, Sabtu (29/2/2020).
Dia menuturkan ada dua faktor yang membentuk nilai tukar rupiah yaitu teknikal, fundamenal, dan situasi eksternal. Menurutnya, pelemahan rupiah dalam beberapa hari terakhir terjadi karena sentimen negatif penyebaran virus Corona.
Keluarnya modal (capital outflow) dari pasar domestik, imbuhnya, tidak dapat dihindari karena industri keuangan Indonesia saat ini sangat bergantung terhadap investor asing. Hal itu terjadi karena defisit neraca berjalan (current account deficit/CAD).
Josua berharap kombinasi antara kebijakan fiskal, moneter, dan reformasi struktural dapat membawa dampak positif terhadap ekonomi Indonesia di tengah situasi ketidakpastian global. Dia bahkan optimistis nilai tukar rupiah kembali stabil setelah wabah virus Corona mereda.
Baca Juga
"Mudah-mudahan pelemahan rupiah ini temporer [sementara]. Arah pasar keuangan [rupiah] bisa kembali ke level di bawah Rp14.000 per dolar Amerika jika virus Corona bisa ditangani pada kuartal I/2020," imbuhnya.
Seperti diketahui, rupiah terkoreksi 2,05 persen atau 293 poin dan parkir di level Rp14.318 per dolar AS sehingga level terendah sejak Agustus 2019.