Bisnis.com, JAKARTA — Sejalan dengan melemahnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), kinerja indeks syariah juga ikut melorot. Pelemahan didorong oleh saham berkapitalisasi pasar besar (big caps) penghuni indeks.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, hingga akhir perdagangan Jumat (28/2/2020) tiga indeks saham syariah mencatatkan rapor merah dengan penurunan yang lebih dalam dibandingkan IHSG.
Sepanjang tahun berjalan, Jakarta Islamic Index (JII) terjun 19,60 persen, Indonesia Sharia Stock Index (ISSI) turun 16,50 persen, dan Jakarta Islamic Index 70 (JII70) turun 18,44 persen. Sementara itu IHSG tercatat merosot 13,30 persen ytd.
Analis Sucor Sekuritas Hendriko Gani mengatakan pelemahan indeks syariah utamanya karena 5 saham pemberi bobot terbesar penghuni indeks menurun jauh lebih dalam dibandingkan dengan IHSG.
Dia mencontohkan saham PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) yang menurun 13,30 persen secara year to date. TLKM tercatat memiliki bobot terbesar di indeks syariah, yakni 10.95 persen pada ISSI dan 18.16 persen pada JII.
Hendriko juga membandingkannya dengan saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) sebagai saham dengan bobot terbesar di IHSG yang hanya turun 6,25 persen. Adapun porsi saham BBCA di IHSG hanya sekitar 10,77 persen.
“TLKM juga menjadi movers ketiga IHSG, tapi hanya menyumbang 5.9 persen pada IHSG. Karena bobot TLKM pada Islamic Index lebih besar, penurunan pada TLKM akan banyak menekan pergerakan Islamic Index ini,” jelasnya kepada Bisnis, Jumat (28/2/2020).
Berikut tabel perbandingan 5 besar saham penghuni indeks dengan besaran pelemahannya, diurutkan berdasarkan saham dengan kapitalisasi terbesar yang menyumbang bobot besar ke masing-masing indeks:
Saham-saham yang berpengaruh besar terhadap indeks (YTD) | |
---|---|
IHSG | Indeks Syariah |
BBCA -6.52% | TLKM -13.30% ytd |
BBRI -5.23% | UNVR -20.18% ytd |
TLKM -13.30% | ASII -18.18% ytd |
UNVR -20.18% | TPIA -27.49% ytd |
BMRI -6.51% | ICBP -8.97% ytd |