Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

IHSG Rontok, Ini Kata OJK

Penurunan IHSG dinilai sejalan dengan tren koreksi yang terjadi di bursa saham global akibat kecemasan investor terhadap dampak wabah virus corona.
Dhiany Nadya Utami
Dhiany Nadya Utami - Bisnis.com 28 Februari 2020  |  14:20 WIB
IHSG Rontok, Ini Kata OJK
Pengunjung gerai Slik menunggu panggilan petugas Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Rabu (5/2/2020). Bisnis - Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) buka suara terhadap kondisi pasar saham dalam negeri yang mengalami koreksi hingga 4 persen pada sesi pertama perdagangan hari ini, Jumat (28/2/2020).

Indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup di level 5.311,96 hingga sesi pertama perdagangan. Sejak awal berdagangan hingga sesi pertama berakhir, IHSG bergerak di kisaran 5.288,37 – 5.436,17.

Juru Bicara OJK Sekar Putih Djarot menyebut pelemahan IHSG yang terjadi beberapa hari ini sejalan dengan tekanan yang terjadi di berbagai bursa saham di seluruh dunia. Koreksi terjadi, didorong oleh sentimen negatif penyebaran virus Corona yang semakin meluas ke berbagai negara, termasuk Amerika Serikat. 

Menurutnya, OJK akan memperhatikan secara ketat perkembangan dan dinamika pasar saham baik global, regional maupun domestik. Selain itu, OJK akan terus berkoordinasi dengan Bursa Efek Indonesia untuk melakukan langkah-langkah yang dibutuhkan sesuai dengan kewenangan.

“OJK bersama Pemerintah dan BI telah dan akan terus mensinergikan kebijakan untuk memberikan stimulus dan menjaga kepercayaan publik khususnya investor,” ujarnya melalui keterangan tertulis, Jumat (28/2/2020).

Sebelumnya, OJK berjanji akan segera memberikan insentif bagi industri keuangan, terutama perbankan, demi mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh wabah Corona.

Stimulus yang akan diberikan yakni pengurangan indikator perhitungan kolektibilitas kredit dari semula tiga menjadi cukup satu saja bagi sektor yang perekonomiannya terkena dampak virus corona, seperti pariwisata dan ekspor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

IHSG
Editor : Rivki Maulana

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top