Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan perunggasan mendapatkan ‘vaksin’ baru berupa regulasi, yakni Peraturan Menteri Perdagangan No.7/2020 yang mengatur penetapan harga acuan ayam broiler.
Harga yang ditetapkan yang lebih tinggi disinyalir dari membuat membuat emiten perunggasan berkokok pada 2020. Regulasi juga mengatur harga ayam usia sehari (DOC). Sejauh mana dampaknya?
Analis Henan Putihrai Sekuritas, Liza Camelia mengatakan secara valuasi harga saham emiten unggas seperti PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. (JPFA) dan PT Malindo Feedmill Tbk. (MAIN) lebih menarik dibanding PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. (CPIN), karena harganya yang lebih rendah dari target harga konsensus.
“Untuk CPIN, JPFA, MAIN, performa kuartal IV/2019 diharapkan ada sedikit bertumbuh dibanding kuartal III/2019, berkat adanya festive season,” ujarnya, Rabu (26/2/2020).
Program intervensi pemerintah demi menyeimbangkan suplai dan permintaan ayam broiler di Indonesia juga memengaruhi kinerja perusahaan. Pada akhirnya kebijakan itu diharapkan akan mampu memperbaiki harga jual dan margin profit perusahaan perunggasan.
Menurutnya, MAIN pada level harga saham saat ini Rp750 ternyata persis berada di target turun dari pola falling wedge, di saat indikator Relative Strength Index (RSI) mendukung dengan adanya positive divergence. Hal ini adalah sebuah leading indicator yang mengindikasikan bahwa tren reversal mampu terjadi kapan saja.
Baca Juga
Oleh karena itu, para pemodal bisa mulai akumulasi saham emiten MAIN perlahan-lahan, dengan target kenaikan konservatif di sekitar angka Rp825 sampai Rp850, dan stoploss jika closing lebih rendah dari Rp740.
Di sisi lain, saham CPIN pada level harga Rp5.950 saat ini persis berada di area support jangka pendek dari pola parallel channel plus merupakan support neckline dari pola double bottom sebelumnya. Pada saat yang sama, RSI menunjukkan positive divergence.
Hal ini biasanya mengindikasikan kemungkinan trend reversal di depan mata, atau potensi rebound menuju level resistan terdekat yaitu Rp6.400 hingga Rp6.500 yang merupakan posisi MA10 & 20 yang akan menghadang jalannya CPIN jangka pendek. Disarankan untuk stoploss CPIN jika ditutup lebih rendah dari Rp5.900.
Adapun, untuk saham JPFA grafiknya kini menguji level support yang biasa dipakai sebelumnya yaitu sekitar Rp1.435. Diharapkan, pada saat itu indikator RSI berada dalam posisi positive divergence, yakni harga flat, tapi indikator lebih tinggi.
Jikalau rebound, harga sahamnya mampu menguji resistan terdekat adalah lapisan MA10 & 20 di rentang Rp1500 hingga Rp1.520. Disarankan untuk stoploss JPFA jika berada di level support di bawah Rp1.425.
Terakhir, untuk emiten Sierad Produce (SIPD), gerakan hariannya sangat tidak likuid dan tidak aktif. Untuk trend jangka panjang SIPD bergerak sideways.
Saat ini posisi resistan terdekat adalah sekitar Rp1.080. Tren SIPD akan berubah turun jika ditutup di bawah ketiga Support Moving Average atau di bawah Rp930.
Sementara itu, emiten perunggasan menyambut baik regulasi Permendag Nomor 7 tahun 2020 tentang harga acuan pembelian di tingkat petani dan harga acuan pembelian penjualan di tingkat konsumen.
"Perusahaan berpendapat ini adalah signal positif buat industri ini ke depan, artinya pemerintah serius untuk membenahi industri ini," ujar Sekretaris Perusahaan Malindo Feedmill, Andre Andreas Hendjan.
Perseroan, lanjutnya, berkomitmen untuk mengikuti regulasi yang ditetapkan oleh pemerintah sembari menjalankan strategi untuk meningkatkan penjualan.
"(Strategi perusahaan) penetrasi pasar, menjaga kualitas produk yang baik, melakukan efisiensi di segala sektor," ungkapnya.
Pada 2020, perseroan menargetkan pertumbuhan penjualan hingga 2 digit. Untuk itu, Malindo Feedmill akan menggelontorkan dana sekitar US$50 hingga 60 juta untuk belanja modal atau capital expenditure tahun ini.
Japfa Comfeed Indonesia juga menegaskan pihaknya akan terus bersinergi dengan kebijakan pemerintah terkait regulasi Permendag Nomor 7 tahun 2020 tentang harga acuan pembelian di tingkat petani dan harga acuan pembelian penjualan di tingkat konsumen.
Githa Alina, Corporate Communications Supervisor Japfa mengatakan, perseroan akan selalu mengikuti instruksi dan arahan yang diberlakukan Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan yang memiliki tujuan baik untuk dunia peternakan Indonesia.
Menurutnya, bentuk sinergi dengan pemerintah ini adalah wujud dari keberpihakan perseroan terhadap kesejahteraan peternak broiler di Indonesia. Githa pun menuturkan, perseroan akan terus mengutamakan efisiensi dalam menjalankan operasinya.