Bisnis.com, JAKARTA – Emiten jasa kesehatan PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk. menghentikan sementara aktivitas pembelian kembali saham karena harga sudah melejit ke level Rp2.520 per saham.
Investor Relation Mitra Keluarga Aditya Wijaya mengatakan program pembelian kembali masih akan berlangsung sampai dengan Desember 2020. Namun sejak Juli tahun lalu, emiten berkode saham MIKA itu telah menghentikan pembelian.
“Buyback untuk saat ini programnya memang masih berlaku sampai Desember 2020 nanti, namun untuk saat ini kita tidak lakukan karena harga sahamnya sudah di atas batas maksimal pembelian kami,” katanya kepada Bisnis pada Senin (14/2).
Berdasarkan laporan perseroan, MIKA membeli saham selama Juli 2019 dengan rata-rata harga Rp1.937. Perseroan telah menghabiskan dana sebesar Rp 841,92 juta dengan membeli 434.600 saham. Adapun dana yang masih tersedia sebanyak Rp 841,93 miliar sedangkan target perseroan masih tersisa 428,95 juta.
Kinerja saham MIKA dalam setahun terakhir tercatat naik 65,25 persen sedangkan selama tahun berjalan terkoreksi 5,62 persen.
Selain itu, tahun ini MIKA menargetkan pendapatan dapat tumbuh dua digit. Pasalnya, pada tahun ini perseroan memiliki 25 unit rumah sakit yang beroperasi sedangkan tahun lalu hanya 24 unit. “Tahun ini pendapatan kami targetkan naik sekitar 12 persen – 15 persen,” katanya.
Pada 2019, emiten berkode saham MIKA itu menargetkan bisa meraup pendapatan sebesar Rp3,06 triliun. Dengan begitu, pada tahun tikus logam ini perseroan setidaknya bisa mendapatkan Rp3,51 triliun. Adapun pada kuartal III/2019, MIKA mencatatkan pendapatan sebesar Rp2,38 triliun.
Jumlah itu naik 17,24 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya Rp2,03 triliun atau 77,77 persen dari target selama setahun penuh. Adapun compound annual growth rate (CAGR) MIKA dari 2014—2018 sebesar 6,9 persen.
Di sisi lain, Direktur MIKA, Joyce v. Handajani mengatakan perseroan telah menggunakan dana hasil penawaran umum (IPO) sebesar Rp968,55 miliar sampai dengan Januari 2020. Jumlah itu, 80,17 persen dari total penawaran Rp1,20 triliun.
Adapun, 56 persen penggunaan dana IPO diperuntukkan pembangunan rumah sakit, 20 persen peralatan medis dan teknologi informasi, 16 persen pembelian tanah, dan 8 persen ekspansi rumah sakit lama. MIKA saat ini menyisakan dana hasil IPO sebesar Rp 239,45 miliar.