Bisnis.com, JAKARTA—Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,23 persen di level 5.942,48 pada perdagangan Kamis (20/2/2020). Namun, menghijaunya IHSG dianggap bukan karena penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia.
Analis Artha Sekuritas Dennies Christopher menilai saat ini investor masih mencerna keputusan dari Bank Sentral tersebut, sehingga tidak ada respons yang signifikan terhadap pasar.
Menurutnya, faktor utama menguatnya pasar lebih dipengaruhi oleh sentimen dari China seiring dengan aktivitas bisnis di China yang mulai berjalan normal. Hal ini menunjukkan dampak dari virus corona tidak terlalu mengkhawatirkan.
“Pasar masih mencerna keputusan BI [soal penurunan suku bunga]. Sentimne lebih dari China, karena dampak corona sudah tidak terlalu mengkhawatirkan,” ujarnya kepada Bisnis.com, Kamis (20/2/2020).
Meskipun demikian, dia mengamini dalam waktu dekat adanya penurunan suku bunga acuan ini dapat membantu IHSG terus menguat. Pasalnya, kondisi ini akan memancing investor untuk memilih instrument investasi yang lebih berisiko atau masuk ke dalam bisnis.
Di sisi lain, rupiah juga berpotensi melemah, sehingga akan menarik investor asing untuk kembali masuk ke Indonesia.
“Dalam jangka pendek ini akan cukup baik, karena saya lihat nilai rupiah saat ini terlalu kuat, sehingga investor asing akan mempertimbangkan untuk masuk,” tambahnya.
Sebelumnya, Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 19-20 Januari 2020 memutuskan untuk memangkas BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 basis poin menjadi 4,75 persen. Adapun, suku bunga deposit sebesar 4 persen, dan suku bunga pinjaman sebesar 5,5 persen.
Indeks mulai melanjutkan penguatannya dengan dibuka naik 0,21 persen atau 12,66 poin di posisi 5.941,45 pada Kamis (20/2/2020) pagi.
Level penutupan yang dibukukan pada Kamis adalah yang tertinggi sejak 11 Februari. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak fluktuatif di level 5.929,14 – 5.960,71.
Sebanyak 4 dari 9 sektor berakhir di wilayah positif, dipimpin tambang (+1,62 persen) dan barang konsumen (+0,81 persen). Lima sektor lainnya berakhir di zona merah, dipimpin properti (-0,58 persen).
Sementara itu, dari 682 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini, sebanyak 162 saham menguat, 208 saham melemah, dan 312 saham stagnan.
Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) dan PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) yang masing-masing naik 1,79 persen dan 2,34 persen menjadi pendorong utama penguatan IHSG.