Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan bursa Eropa mampu bergerak positif pada awal perdagangan hari ini, Jumat (14/2/2020), seiring dengan penguatan bursa Asia.
Berdasarkan data Bloomberg, indeks Stoxx 600 dibuka dengan kenaikan tipis 0,03 persen atau 0,13 poin di level 431,21. Pada pukul 15.53 WIB, staminanya namun sedikit terkikis ke level 431,18 dengan kenaikan hanya 0,02 persen atau 0,10 poin dari level penutupan sebelumnya.
Pada perdagangan Kamis (13/2/2020), Stoxx ditutup terkoreksi 0,02 persen atau 0,08 poin di level 431,08, setelah membukukan reli tiga hari berturut-turut sebelumnya.
Sebanyak 12 dari 19 indeks sektoral yang terdapat di indeks Stoxx menguat pada Jumat (14/2), dipimpin utilitas (+0,83 persen) dan real estat (0,77 persen). Di sisi lain, sektor bahan kimia mencatat penurunan terbesar (-0,38 persen).
Dari 600 saham yang terdaftar, 429 di antaranya menguat, sedangkan 164 saham melemah dan 7 saham lainnya stagnan.
Saham AstraZeneca Plc. yang turun 2,3 persen menjadi penekan terbesar sekaligus membatasi besarnya kenaikan Stoxx 600. Adapun saham Royal Bank of Scotland Group membukukan penurunan terbesar yakni 4,94 persen.
Baca Juga
Di Asia, indeks MSCI Asia Pacific di luar Jepang menguat 0,16 persen pada pukul 15.13 WIB. Sementara itu, indeks Topix dan Nikkei 225 Jepang ditutup melemah masing-masing 0,6 persen dan 0,59 persen.
Di China, indeks Shanghai Composite dan CSI 300 ditutup menguat 0,38 persen dan 0,70 persen, sedangkan indeks Hang Seng di Hong Kong menguat 0,31 persen dan indeks Kospi Korea Selatan naik 0,48 persen.
Dilansir dari Bloomberg, provinsi Hubei, yang menjadi pusat penyebaran virus Corona (Covid-19), melaporkan hampir 5.000 kasus baru, sehari setelah mengonfirmasikan hampir 15.000 kasus tambahan.
Sementara itu, jumlah korban meninggal dunia di China direvisi turun lebih dari 100 menjadi 1.380 jiwa, karena adanya revisi dari perhitungan ganda.
Sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan lonjakan diagnosa virus Corona tidak selalu mengindikasikan adanya lonjakan kasus terinfeksi. Pernyataan ini meningkatkan sentimen positif untuk aset berisiko di antara para investor.
Tetap saja, raksasa e-commerce, Alibaba Group memperingatkan bahwa wabah virus ini memiliki dampak fundamental pada ekonomi China.
"Kesulitan yang dihadapi perdagangan ini adalah soal waktu, dan di sini, sekarang, kita belum mengatasi virus Corona sepenuhnya,” ujar Kyle Rodda, analis pasar di IG Markets Ltd., seperti dikutip Bloomberg.