Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah optimistis minat masyarakat terhadap Saving Bonds Ritel (SBR) seri SBR009 masih tinggi.
Menurut Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Luky Alfirman, instrumen investasi SBR009 akan cukup banyak dicari oleh para investor meskipun kupon yang ditawarkan lebih rendah bila dibandingkan dengan kupon yang diberikan pada penerbitan terakhir di 2019.
Sebelumnya, kupon yang diberikan pada instrumen sukuk tabungan seri ST006 yang terbit pada November 2019 sebesar 6,75 persen.
Salah satu faktor utama tingginya minat investor adalah imbal hasil (yield) yang cukup atraktif. Jenis SBR, katanya menggunakan prinsip floating with floor. Artinya, jumlah minimal imbal hasil yang didapatkan tidak mengikuti penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI).
“Sebaliknya, bila suku bunga acuan BI naik, maka imbal hasil yang didapatkan investor akan ikut meningkat,” jelasnya saat ditemui di Jakarta, Rabu (29/1/2020).
Selain itu, investasi jenis ini juga terbilang lebih aman bila dibandingkan dengan instrumen lain. Pasalnya, penerbitan SBR dijamin oleh pemerintah melalui Undang-Undang.
Baca Juga
“Risiko gagal bayar (default) juga lebih rendah. Selama penerbitan SBR ini kami juga belum pernah mengalami gagal bayar,” katanya.
Lebih lanjut, instrumen investasi ini juga mudah didapatkan oleh para investor. Penawaran SBR009, ujar Luky, telah menggunakan sistem online untuk mengakomodasi kebutuhan masyarakat yang kini lebih mengutamakan kecepatan dan kemudahan.
Sementara itu, pada 2020 pemerintah menjadwalkan enam kali penerbitan instrumen surat berharga negara (SBN) ritel. Frekuensi itu lebih sedikit dibandingkan dengan realisasi pada 2019 yang mencapai 10 kali penerbitan.
SBR merupakan bagian dari Surat Utang Negara (SUN), yaitu surat berharga yang diterbitkan oleh Pemerintah Indonesia dan hanya dijual kepada individu atau perorangan WNI, melalui Mitra Distribusi yang ditunjuk.