Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hampir Naik 9 Persen, Saham KRAS Masih Berpeluang Menguat

Analis menilai penguatan harga saham produsen baja pelat merah tersebut masih akan berlanjut hingga esok hari.
 Menteri BUMN Erick Thohir (kedua kiri) berjalan bersama Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk Silmy Karim (kiri) saat Public Expose Krakatau Steel 2020 di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (28/1/2020). / ANTARA - Indrianto Eko Suwarso
Menteri BUMN Erick Thohir (kedua kiri) berjalan bersama Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk Silmy Karim (kiri) saat Public Expose Krakatau Steel 2020 di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (28/1/2020). / ANTARA - Indrianto Eko Suwarso

Bisnis.com, JAKARTA - Harga saham PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. menguat pada perdagangan Rabu (29/1/2020) sejalan dengan rencananya dalam restrukturisasi utang.

Berdasarkan data Bloomberg, saham emiten berkode saham KRAS tersebut dibuka di level Rp278 atau naik 3,73 persen. Adapun, hingga penutupan sesi pertama, saham Krakatau Steel ditutup menguat 8,96 persen di level Rp292.

Analis Samuel Sekuritas Indonesia Muhammad Alfatih menilai restrukturisasi tersebut menyebabkan kondisi keuangan perseroan semakin membaik, sehingga hal ini menjadi momentum bagi investor melakukan pembelian.

“Apalagi, harga [saham KRAS] sudah terendah dari tahun 2011. Namun demikian, untuk menjadi perusahaan yang sehat, masih harus ada pembenahan bukan hanya dari keuangan saja,” tuturnya kepada Bisnis.com, pada Rabu (29/1/2020).

Dia menilai, penguatan harga saham produsen baja pelat merah tersebut masih akan berlanjut hingga esok hari.

“Untuk transaksi jangka pendek, support ada di Rp255. Sedangkan resistance Rp320, lalu sekitar Rp370,” sambungnya.

Seperti yang diketahui, sepuluh kreditor menyepakati proses restrukturisasi utang senilai US$2 miliar atau setara Rp27,4 triliun.

Proses restrukturisasi utang perseroan tersebut disepakati selama sembilan tahun, terhitung mulai 2019 hingga 2027. Berkat restrukturisasi, beban bunga pinjaman selama sembilan tahun tersebut turun dari US$847 juta menjadi US$466 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper