Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Terkoreksi Lagi, TLKM & UNTR Penekan Utama

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memperpanjang koreksinya pada akhir perdagangan hari ketiga berturut-turut, Rabu (22/1/2020).
Pekerja berjalan di dekat monitor pergerakan bursa saham saat pembukaan perdagangan saham tahun 2020 di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (2/1/2020)./ ANTARA - Hafidz Mubarak A
Pekerja berjalan di dekat monitor pergerakan bursa saham saat pembukaan perdagangan saham tahun 2020 di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (2/1/2020)./ ANTARA - Hafidz Mubarak A

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memperpanjang koreksinya pada akhir perdagangan hari ketiga berturut-turut, Rabu (22/1/2020).

Berdasarkan data Bloomberg, pergerakan IHSG ditutup di level 6.233,45 dengan turun tipis 0,08 persen atau 4,70 poin dari level penutupan perdagangan sebelumnya.

Pada perdagangan Selasa (21/1/2020), IHSG mengakhiri pergerakannya di level 6.238,15 dengan koreksi 0,11 persen atau 6,89 poin, penurunan hari kedua berturut-turut.

Sebelum kembali berakhir di zona merah, indeks sempat bangkit ke zona hijau dengan dibuka naik tipis 0,05 persen atau 3,42 poin di posisi 6.241,57 pada Rabu (22/1) pagi. Sepanjang perdagangan, IHSG bergerak fluktuatif di level 6.223,19 – 6.265,51.

Lima dari sembilan sektor berakhir di wilayah negatif, dipimpin tambang (-1,72 persen) dan infrastruktur (-0,82 persen). Empat sektor lainnya mampu menguat, dipimpin pertanian dan finansial yang masing-masing naik 0,39 persen.

Adapun dari 675 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini, sebanyak 139 saham menguat, 262 saham melemah, dan 274 saham stagnan.

Saham PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) dan PT United Tractors Tbk. (UNTR) yang masing-masing turun 0,77 persen dan 2,25 persen menjadi penekan utama IHSG.

Di sisi lain, penguatan saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) masing-masing sebesar 0,86 persen dan 1,30 persen menjadi pendorong utama sekaligus membatasi besarnya koreksi IHSG.

Melalui hasil risetnya, Direktur Indosurya Bersinar Sekuritas, William Surya Wijaya, mengatakan secara teknikal pergerakan IHSG melewati rentang konsolidasi wajar sebelum naik kembali.

“Support level masih tampak cukup kuat dan tahan uji, sehingga momentum koreksi wajar masih dapat dimanfaatkan oleh investor untuk melakukan akumulasi pembelian dengan target jangka menengah hingga panjang,” katanya.

Indeks saham lain di Asia mayoritas mampu berbalik menguat, di antaranya adalah indeks Nikkei 225 dan Topix Jepang yang masing-masing ditutup menanjak 0,70 persen dan 0,53 persen.

Di China, indeks Shanghai Composite dan CSI 300 China naik 0,28 persen dan 0,43 persen. Indeks Kospi Korea Selatan dan Hang Seng Hong Kong bahkan berakhir naik tajam 1,23 persen dan 1,27 persen masing-masing.

Dilansir Reuters, bursa Asia berhasil berbalik menguat pada perdagangan hari ini, di tengah upaya China membendung wabah virus yang menyulut kekhawatiran akan pandemi global.

Kekhawatiran atas penularan virus corona (coronavirus) baru, terutama saat jutaan orang bepergian untuk perayaan Tahun Baru Imlek, telah melongsorkan bursa saham global dari rekornya pada Selasa (21/1).

Wabah tersebut mengingatkan kembali akan epidemi Sindrom Pernapasan Akut Parah (SARS) pada 2002-03, yang membunuh hampir 800 orang dan menekan dunia travel.

Namun kali ini, respons dan sikap terbuka China - berbeda dengan saat wabah SARS merebak - telah membantu meyakinkan investor.

Komisi Kesehatan Nasional China pada Rabu (22/1) mengungkapkan sebanyak 440 orang di 13 provinsi China telah dipastikan terinfeksi virus ini, sementara korban jiwa bertambah menjadi sembilan orang.

Pihak otoritas dikabarkan akan meningkatkan pemantauan jaringan transportasi nasional, serta mengadopsi langkah-langkah paling ketat untuk memantau siapa pun yang terjangkiti.

“Belum ada wabah besar yang dilaporkan lebih lanjut, dan tanggapan dari otoritas China sangat, sangat positif. China adalah [negara berpopulasi] 1,4 miliar orang. Ini bukan pertama kalinya mereka menangani penyakit yang tidak terkendali,” ujar Kay Van-Petersen, ahli strategi makro global di Saxo Capital Markets.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akan mengadakan pertemuan pada Rabu malam (22/1) untuk mempertimbangkan apakah wabah ini merupakan keadaan darurat internasional.

Di pasar mata uang, nilai tukar rupiah mampu rebound dan ditutup menguat 23 poin atau 0,17 persen di level Rp13.646 per dolar AS, setelah melemah 30 poin dan berakhir di posisi 13.669 pada Selasa (21/1).

Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia Nanang Hendarsah mengatakan BI siap menjaga stabilitas rupiah di tengah kekhawatiran sentimen penghindaran aset berisiko global akibat wabah virus corona tersebut.

Saham-saham penekan IHSG:

 Kode

Penurunan (persen)

TLKM

-0,77

UNTR

-2,25

INDF

-2,42

ADRO

-3,53

Saham-saham pendorong IHSG:

Kode

Kenaikan (persen)

BBRI    

+0,86

BMRI

+1,30

EMTK

+11,88

SMGR

+2,17

Sumber: Bloomberg

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper