Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan produsen dan distributor emas perhiasan, PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) memperkuat pembukaan outlet-outlet baru sebagai salah satu strategi perusahaan dalam memperkuat integrasi vertikal pada tahun ini.
Direktur Utama Hartadinata Abadi Sandra Sunanto memproyeksikan prospek usaha industri emas masih positif dengan tren peningkatan harga emas yang disebabkan karena preferensi investor untuk memegang komoditas safe haven.
Menurutnya, saat ini volatilitas nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat menjadi faktor pemicu prospek dan keberlangsungan usaha dalam industri emas.
Tak hanya itu, ujar dia, berdasarkan sejumlah analis, harga emas diperkirakan bakal meningkat didorong permintaan dari investor ritel. Setelah menguat ke level tertinggi dalam lebih dari 6 tahun, emas diperkirakan masih akan mendapat manfaat dari arus safe haven.
Emiten berkode saham HRTA tersebut tercatat telah merampungkan pembukaan sejumlah total 8 outlet gadai emas di Jawa Barat sepanjang 2019. Selain itu, Hartadinata juga telah meningkatkan jumlah toko ACC menjadi 50 unit secara nasional.
"Ke depan toko emas ACC ditargetkan bertambah hingga mencapai total 100 toko pada 2020," jelasnya melalui keterangan resmi Kamis (16/1/2020).
Baca Juga
Selain itu, jaringan gadai Hartadinata di bawah merek PT Gadai Cahaya Abadi (GCDA) yang sudah berizin OJK di provinsi Jawa Barat, direncanakan bertambah dari saat ini 8 outlet menjadi 15 outlet.
HRTA berencana membuka 10 outlet di Nusa Tenggara Timur, 10 outlet di Nusa Tenggara Barat, dan 30 outlet di Jawa Timur dengan merek Gadai Terang Abadi Mulia (GTAM) yang saat ini sedang menunggu proses izin OJK.
"Outlet gadai dirancang untuk berdiri berdampingan dengan outlet-outlet perhiasan emas yang sudah eksis. Keberadaan pegadaian diproyeksikan dapat membantu pertumbuhan outlet-outlet penjualan karena skema cicilan akan mempermudah pembelian emas. Selain itu, pelanggan bisa meminjam dana dengan menjaminkan emasnya, baik perhiasan maupun logam mulia,” imbuhnya.
Terlebih lagi, imbuh Sandra, dengan maraknya tren pegadaian di tengah-tengah masyarakat saat ini serta meningkatnya investasi dan jual beli emas yang berbasis online (e-commerce).
Untuk mendanai ekspansi perseroan, HRTA telah menggalang dana dari penerbitan Obligasi Berkelanjutan Tahap 1 senilai Rp600 miliar yang ditawarkan pada November 2019.
"Hasil penerbitan obligasi serta realisasi penggunaan dana tersebut yang berjalan sesuai rencana,"ungkapnya.
Dana penerbitan obligasi tersebut untuk membayar sebagian saldo utang pokok fasilitas pinjaman dari PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) senilai Rp142,5 miliar.
Selain itu, HRTA akan mengucurkan modal kerja kepada anak perusahaan dalam bentuk pinjaman ke PT Gadai Cahaya Dana Abadi senilai Rp120 miliar. Sisanya, senilai Rp337 miliar untuk modal kerja yang sebagian besar digunakan untuk pembelian bahan baku.