Bisnis.com, JAKARTA – Emiten properti PT Pakuwon Jati Tbk. menargetkan dapat menaikkan kontribusi segmen pendapatan berulang menjadi 55% pada 2020.
Direktur Utama Pakuwon Jati Alexander Stefanus Ridwan mengatakan pada tahun-tahun sebelumnya segmen pendapatan berulang berkontribusi sekitar 52% atas total pendapatan. Pada tahun tikus logam ini dia berharap bisa mengereknya sampai 55% atau naik 3%.
“Kami berharap tahun ini bisa naik sampai posisi 55% untuk kontribusi pendapatan berulang karena ada dua hotel yang akan beroperasi,” katanya kepada Bisnis pada pekan lalu.
Dua hotel Pakuwon Jati yang segera beroperasi ialah Four Points dan Hotel Westin di Surabaya. Stefanus optimistis pada tahun ini segmen pendapatan berulang akan lebih baik daripada tahun lalu dengan kedua hotel anyar.
Sementara dari sisi penjualan, dia berharap akan lebih baik daripada 2019 karena situasi ekonomi-politik sudah berangsur membaik.
Adapun memanasnya hubungan antara Amerika Serikat dengan Iran saat ini belum menjadi sentimen negative bagi pasar properti Tanah Air.
Baca Juga
Selain itu dia berharap pihak perbankan dapat segera menurunkan suku bunga kredit pembiayaan rumah (KPR) dan kredit pembiayaan apartemen (KPA) sehingga pasar properti bisa lebih bergairah pada awal tahun.
Stefanus menilai tidak semua bank pada saat ini menurunkan suku bunga KPA dan KPR sekalipun Bank Indonesia telah merelaksasi suku bunga acuan sebesar 100 basis poin.
“Belum banyak yang menurunkan, harus ada kemauan juga untuk itu kalau tidak susah. Karena penurunan suku bunga pasti berdampak pada KPA dan KPR,” katanya.
Pasalnya, permintaan yang datang berasal dari kelas menengah dengan harga Rp400 juta—Rp600 juta. Lebih dari rentang harga itu, lanjutnya, akan sulit untuk menjual.
Kota Kasablanka Mal portofolio pusat perbelanjaan milik PT Pakuwon Jati Tbk./www.pakuwon.com
Sementara dari pos penyewaa kantor, Stefanus tidak berharap banyak karena masih banyak ruang kosong. Meski demikian, dia optimistis kinerja PWON secara keseluruhan tetap akan mentereng.
“Kinerja kami pada tahun ini akan tetap bagus. Proyek di Bekasi sudah mulai pre-sales untuk apartemen dan untuk mall akan kami mulai membangun,” katanya.
Stefanus menambahkan untuk proyek apartemen Pakuwon Bekasi perseroan membanderol harga per unit mulai dari Rp600 juta. Sementara untuk unit dengan dua kamar berkisar antara Rp800 juta—Rp1 miliar.
Menurutnya harga tersebut sepadan dengan pasar. Hal itu tercermin dari calon pembeli yang sudah memesan 400 unit apartemen. Sementara untuk pembangunan mall di Bekasi, perseroan telah menyiapkan modal sebesar Rp2 triliun.
“Pembangunan akan dimulai awal tahun ini dan selesai dalam waktu 2 tahun. Saat ini kami masih melakukan proses tender,” katanya.
Stefanus pun menyiratkan akan ada proyek anyar yang akan dikerjakan tahun ini. Namun dia belum dapat membeberkan lebih detil karena masih dalam tahap perancangan desain.
Sementara itu, analis Kresna Sekuritas Robertus Hardy mengatakan PWON berkemungkinan meningkatkan pendapatan dari sewa kantor dan penjualan kondominium.
“Kami memperkirakan kedua pos itu dapat membukukan masing-masing Rp3,27 triliun nik 11,5% year-on year (yoy) dan Rp1,95 triliun naik 12,5% yoy,” katanya.