Bisnis.com, JAKARTA – Lembaga pemeringkat Moody’s Investor Service menetapkan peringkat Ba2 dengan prospek stabil kepada PT Pakuwon Jati Tbk. (PWON).
Pada saat yang sama Moody's pun memberikan peringkat Ba2 atas senior notes yang diterbitkan perseroan dengan jatuh tempo pada 2024.
Wakil Presiden Moody’s Jacintha Poh mengatakan PWON memiliki metrik kredit yang kuat dan likuiditas yang baik sekalipun sektor properti tengah melandai. Dia meyakini hal itu berkat seimbangnya neraca keuangan berkat pendapatan dari segmen penjualan dan segmen berulang.
“Portofolio properti perusahaan sebagian besar terdiri dari mal-mal ritel yang menghasilkan pendapatan yang stabil dan berulang, mengurangi arus kas yang fluktuatif dari bisnis pengembangan properti," ujar Poh dalam keterangan resmi, Rabu (18/12/2019).
Meski demikian, Poh mengatakan PWON mengalami tahun yang berat karena permintaan properti melambat akibat pemilihan umum. Hal itu menyebabkan pada periode Januari—September 2019, marketing sales PWON turun 54,54% dari Rp2,2 triliun menjadi Rp1 triliun.
Poh meyakini lemahnya pemasaran akan memengaruhi pendapatan PWON dalam 12—18 bulan ke depan. Moody’s pun memerkirakan pendapatan PWON pada 2020 mencapai Rp3,7 triliun dengan segmen pendapatan berulang berkontribusi sebesar 53%.
Baca Juga
“Selama 12-18 bulan ke depan, Moody's memperkirakan rasio EBITDA terhadap utang akan disesuaikan pada kisaran 1,2 kali. Pada saat yang sama, Moody's mengharapkan arus kas berulang Pakuwon Jati dapat menutupi sekitar 5,5 kali bunga yang dibayarkan,” katanya.
Moody's dapat meningkatkan peringkat jika perusahaan mampu menumbuhkan pendapatannya dengan tetap mempertahankan profil keuangan yang kuat, dengan rasio EBITDA terhadap utang yang disesuaikan di bawah 1,5 kali dan EBITDA biaya bunga berulang di atas 4,0 kali. Bersamaan dengan likuiditas yang solid dalam bentuk uang tunai saldo dan fasilitas komitmen.
Moody's akan menurunkan peringkat perusahaan jika EBITDA utang yang disesuaikan naik di atas 2,5 kali dan EBITDA biaya bunga berulang turun di bawah 2,0 kali secara berkelanjutan.