Bisnis.com, JAKARTA—Papan akselerasi Bursa Efek Indonesia resmi dihuni emiten pertamanya pada hari ini, Rabu (8/1/2020).
PT Tourindo Guide Indonesia Tbk. menjadi penghuni pertama papan yang dikhususkan untuk perusahaan kecil dan menengah dalam mendapatkan pendanaan di pasar modal. Perusahaan ini merupakan startup yang bergerak di bidang digital tourism marketplace dengan aplikasi bernama Pigijo.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna Setya mengatakan emiten dengan kode saham PGJO tersebut menjadi perusahaan pertama yang melantai di bursa dan masuk ke papan akselerasi pada 2020. Selain itu, Tourindo Guide Indonesia juga merupakan perseroan marketplace pariwisata yang pertama di bursa.
“Tourindo Guide Indonesia ternyata merupakaan binaan IDX Incubator. Ke depan yang ditunggu adalah perkembangan perseroan karena sudah di papan akselerasi artinya kami beri endorsement bahwa perusahaan memiliki prospek,” ujarnya dalam Pencatatan Perdana Saham Tourindo Guide Indonesia di BEI, Rabu (8/1/2020).
Nyoman berharap ke depan perusahaan yang berada di papan akselerasi bisa bekerja lebih keras untuk membuktikan jika perseroan bisa berkembang sesuai prospektus. Lebih jauh, dia juga mendorong agar perusahaan di papan akselerasi bisa menjadi lebih besar dan berpindah ke papan pengembangan serta pada akhirnya ke papan utama.
“Bursa memberikan kesempatan bagi perusahaan yang belum besar untuk fund raising dan menjadi rumah bagi seluruh perusahaan di Indonesia,” kata Nyoman.
Baca Juga
Seremoni pencatatan perdana saham PT Tourindo Guide Indonesia Tbk. (PGJO) di Bursa Efek Indonesia, Rabu (8/1/2020)./Bisnis-Annisa S. Rini
Sebagai informasi, dalam rangka mempermudah perusahaan dengan aset berskala kecil dan menengah untuk menggalang dana dan menjadi perusahaan tercatat, bursa telah memberlakukan Peraturan Nomor I-V tentang Ketentuan Khusus Pencatatan Saham dan Efek Bersifat Ekuitas Selain Saham di Papan Akselerasi yang Diterbitkan oleh Perusahaan Tercatat (Peraturan Nomor I-V) per 22 Juli 2019.
Pembentukan papan akselerasi sejalan dengan POJK No. 53/POJK.04/2017 tentang Pernyataan Pendaftaran Dalam Rangka Penawaran Umum dan Penambahan Modal dengan Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu oleh Emiten dengan Aset Skala Kecil atau Emiten dengan Aset Skala Menengah.
Nyoman menambahkan papan akselerasi ini memiliki karakteristik yang berbeda. Dengan menempatkan perusahaan kecil menengah di papan akselerasi, para investor akan lebih aware mengenai karakteristik UMKM saat melakukan investasi.
CEO Tourindo Guide Indonesia Claudia Ingkiriwang menuturkan alasan perseroan mau melantai di bursa, yaitu keinginan untuk menjadi besar melalui penggalangan dana di pasar modal. Selain itu, perusahaan juga mendapatkan keuntungan lebih dengan IPO di papan akselerasi.
“Ada beberapa cara yang biasa dilakukan beberapa teman startup dan kami memilih IPO setelah melalui proses yang cukup panjang. Bimbingan dari IDX juga sangat penting bagi kami, selain kami kuat di fundamental, tentunya juga ada bimbingan untuk market dan sebagainya yang saat ini kami dapatkan keuntungan lebih dengan IPO di papan akselerasi,” katanya.
Saat ini, perseroan memang belum mencatatkan laba dan diharapkan mulai membukukan laba pada tahun keenam setelah IPO. Sepanjang 2020, PGJO fokus untuk mengembangkan aspek pemasaran dan menargetkan ada sekitar 180.000 transaksi yang terjadi.
Dalam penawaran umum perdana saham, PGJO melepas sebanyak 48,98% dari total saham kepada masyarakat dan menggalang dana Rp12 miliar. PT Surya Fajar Sekuritas menjadi penjamin pelaksana emisi efek dalam IPO Pigijo.
Dana yang dihimpun dari aksi ini akan digunakan perseroan untuk mengembangkan platform, perluasan mitra, dan pengembangan pemasaran. Ke depan, target PGJO tidak hanya menggandeng wisatawan domestik, tetapi juga wisatawan mancanegara untuk membantu pemerintah dalam memenuhi target kunjungan wisata.