Bisnis.com, JAKARTA - Tren bunga rendah diramalkan berlanjut hingga tahun depan sehingga berpotensi pendorong masuknya aliran dana asing ke pasar modal Indonesia.
Wakil Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nurhaida mengatakan pihaknya bakal melanjutkan upaya memperluas imvestor modal sehingga bisa menyerap berkah bunga rendah. Menurutnya, dengan kebijakan moneter yang tepat dan suku bunga rendah investor global bakal melirik aset di negara berkembang termasuk Indonesia karena menawarkan imbal hasil cukup tinggi.
"Ke depan, dengan implementasi kebijakan moneter yang akomodatif, tren suku bunga rendah masih berlaku secara global investor akan mencari higher-yielding asset sehingga ekspektasi aliran dana masuk ke emerging countries meningkat, termasuk Indonesia," ujarnya saat penutupan perdagangan BEI 2019 di Gedung BEI, Senin (30/12/2019).
Sepanjang 2019, total net buy asing di pasar modal Indonesia, baik saham maupun surat utang, mencapai Rp226,26 triliun. Tercatat, dana asing masuk ke pasar saham sebesar Rp49,19 triliun secara tahun berjalan.
Derasnya aliran dana asing juga masuk ke pasar surat berharga negara (SBN) dengan net buy sebesar Rp171,59 triliun dan ke instrumen obligasi korporasi sebesar Rp5,48 triliun. Masuknya dana asing yang cukup tinggi itu pula berimbas pada penurunan imbal hasil SBN sebesar 96,57 basis poin.
Pada perdagangan terakhir tahun ini, Senin (30/12/2019) indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,77% ke level 6.299. Adapun, secara tahun berjalan IHSG tumbuh tipis sebesar 1,70%.
Baca Juga
Hal itu berbeda dengan pasar surat utang yang justru perkasa dengan return dobel digit. Indeks gabungan surat utang (ICBI) secara tahun berjalan mencetak return sebesar 13,86%. Kinerja tersebut ditopang oleh surat utang korporasi dengan return sebesar 14,04% dan surat utang pemerintah dengan return 13,83%.