Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ikuti Wall Street, Bursa Saham Global Cetak Rekor Baru

Indeks saham acuan global berhasil mencapai rekor level tertinggi baru pada perdagangan hari ini, Jumat (27/12/2019), terlepas dari tipisnya volume perdagangan menjelang libur akhir tahun.
New York Stock Exchange (NYSE) di New York, AS./ REUTERS-Brendan McDermid
New York Stock Exchange (NYSE) di New York, AS./ REUTERS-Brendan McDermid

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks saham acuan global berhasil mencapai rekor level tertinggi baru pada perdagangan hari ini, Jumat (27/12/2019), terlepas dari tipisnya volume perdagangan menjelang libur akhir tahun.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks saham global MSCI ACWI bergerak menuju kenaikan hampir 9 persen dalam tiga bulan terakhir 2019.

Sementara itu, indeks futures S&P 500 bergerak fluktuatif pada pukul 07.13 pagi waktu London (pukul 13.13 WIB), setelah indeks saham acuannya di Bursa Wall Street AS menguat 0,5 persen pada perdagangan Kamis (26/12/2019).

Adapun kontrak pada indeks Euro Stoxx 50 naik 0,5 persen, indeks Topix Jepang naik 0,1 persen, S&P/ASX 200 Australia menguat 0,4 persen, Hang Seng Hong Kong menanjak 1 persen, dan Shanghai Composite China naik 0,2 persen.

Pada perdagangan hari pertama pascalibur Natal, Kamis (26/12/2019), bursa saham AS berhasil mencetak rekor barunya.

Indeks Nasdaq menembus level 9.000 untuk pertama kalinya dan indeks S&P 500 juga mencapai rekor tertinggi, didorong oleh optimisme seputar perdagangan AS-China dan penguatan saham Amazon.com menyusul sebuah laporan yang mengindikasikan kuatnya penjualan liburan online.

Saham Amazon melonjak 4,3 persen setelah Mastercard mengatakan konsumen AS menghabiskan lebih banyak online selama musim belanja liburan dibandingkan pada 2018, dengan penjualan e-commerce mencapai rekornya.

Meski angka konsumen AS yang kuat telah membantu menopang penguatan tersebut, para investor berpendapat bahwa hal penting memasuki tahun baru 2020 adalah apakah kesepakatan perdagangan AS-China akan ditandatangani dan apakah kesepakatan itu kemudian akan mendorong pertumbuhan.

“Banyak sentimen kuat menjelang akhir 2019, tetapi kita perlu melihat sentimen-sentimen itu berdampak pada ekonomi riil memasuki tahun 2020,” ujar Ann Berry, seorang mitra di Cornell Capital LLC. kepada Bloomberg TV.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper