Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa Asia Variatif, IHSG Masih Menguat di Hari Ketiga

Berdasarkan data Bloomberg, pergerakan IHSG ditutup menguat 0,69 persen atau 42,90 poin ke level 6.287,25, setelah sempat tergelincir ke zona merah dengan dibuka turun 0,02 persen atau 1,03 poin di level 6.243,32.
Karyawan beraktivitas di dekat papan penunjuk pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta/Bisnis-Felix Jody Kinarwan
Karyawan beraktivitas di dekat papan penunjuk pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta/Bisnis-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melanjutkan penguatan di hari ketiga berturut-turut pada perdagangan hari ini ini, Rabu (18/12/2019).

Berdasarkan data Bloomberg, pergerakan IHSG ditutup menguat 0,69 persen atau 42,90 poin ke level 6.287,25, setelah sempat tergelincir ke zona merah dengan dibuka turun 0,02 persen atau 1,03 poin di level 6.243,32.

Pada perdagangan Selasa (17/12), indeks mengakhiri pergerakannya di level 6.244,35 dengan kenaikan 0,53 persen atau 32,76 poin, penguatan hari ketiga berturut-turut sejak perdagangan Jumat (13/12).

Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak pada kisaran level 6.219,33-6.287,25.

Enam dari sembilan sektor berakhir di zona hijau, dipimpin sektor finansial yang menguat 2,02 persen dan industri dasar yang menguat 1 persen. Tiga sektor lainnya melemah, didorong oleh sektor tambang yang turun 1,44 persen.

Dari 668 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini, sebanyak 184 saham menguat, 218 saham melemah, dan 266 saham stagnan.

Saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) yang masing-masing naik 3,92 persen dan 2,38 persen menjadi pendorong utama kenaikan IHSG.

IHSG menguat di saat pergerakan bursa Asia variatif, dengan indeks Topix dan Nikkei 225 ditutup melemah masing-masing 0,5 persen dan 0,55 persen, sedangkan indeks Kospi melemah 0,04 persen.

Di China, indeks Shanghai Composite dan CSI 300 melemah masing-masing 0,18 persen dan 0,22 persen, sedangkan indeks Hang Seng menguat 0,15 persen.

Dilansir Bloomberg, pelaku pasar menemukan beberapa alasan untuk mengambil jeda perdagangan karena kesepakatan perdagangan AS-China yang diumumkan Jumat belum ditandatangani.

Sementara itu, prospek kebijakan moneter AS tetap dovish setelah dua pejabat Federal Reserve menegaskan kembali bahwa suku bunga akan ditahan, namun laporan kinerja FedEx yang negative menjadi pengingat tantangan untuk pertumbuhan.

"Kami sedikit berhati-hati memasuki tahun 2020, tidak terlalu terbawa oleh optimisme yang ditampilkan pasar ekuitas saat ini," kata Susan Buckley, direktur pelaksana strategi likuiditas global di QIC Ltd, seperti dikutip Bloomberg.

“Kami masih melihat prospek pertumbuhan yang lambat pada tahun 2020," lanjutnya.

Saham-saham pendorong IHSG:
KodeKenaikan (persen)

BBCA

+3,92

BMRI

+2,38

BBRI

+1,15

BRPT

+3,14

Saham-saham penekan IHSG:
KodePenurunan (persen)

HMSP

-1,43

UNTR

-2,57

ASII

-0,72

INCO

-4,43

Sumber: Bloomberg

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper