Bisnis.com, JAKARTA – Stamina Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengendur pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Selasa (17/12/2019).
Berdasarkan data Bloomberg, IHSG naik tipis 0,02 persen atau 1,38 poin ke level 6.212,97 pada akhir sesi I dari level penutupan sebelumnya.
Pada perdagangan Senin (16/12), indeks mampu mengakhiri pergerakannya di level 6.211,59 dengan kenaikan 0,23 persen atau 14,27 poin, penguatan hari kedua berturut-turut sejak perdagangan Jumat (13/12).
Sebelum mengalami kenaikan tipis pada akhir sesi I, pergerakan IHSG dibuka menguat 0,19 persen atau 11,85 poin di level 6.223,44. Sepanjang perdagangan sesi I, IHSG bergerak fluktuatif di level 6.205,63 - 6.233,49.
Enam dari sembilan sektor IHSG menetap di zona hijau pada akhir sesi I, dipimpin tambang (+0,31 persen) dan properti (+0,31 persen). Tiga sekor lainnya menetap di zona merah, dipimpin infrastruktur (-0,52 persen).
Sebanyak 158 saham menguat, 203 saham melemah, dan 307 saham stagnan dari 668 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia.
Baca Juga
Saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dan PT Bayan Resources Tbk. (BYAN) yang masing-masing naik 0,94 persen dan 11,75 persen menjadi pendorong utama penguatan IHSG pada akhir sesi I.
Di sisi lain, pelemahan saham PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK) dan PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) masing-masing sebesar 12,08 persen dan 0,50 persen menjadi penekan utama sekaligus membatasi besarnya kenaikan IHSG.
Penguatan IHSG diproyeksikan akan bergerak cenderung tertahan pada perdagangan hari ini. Kepala Riset Reliance Sekuritas Lanjar Nafi mengatakan indikator stochastic dan RSI secara indikator teknikal modern masih memberikan awan bearish dimana pergerakan momentum menjenuh di area overbought.
"Sehingga kami perkirakan IHSG bergerak menguat tertahan menguji MA200 dengan support resistance 6.182-6.272," demikian menurut riset hariannya.
Sementara itu, Analis Artha Sekuritas Indonesia Dennies Christoper Jordan memprediksikan pelemahan IHSG pada perdagangan hari ini.
Menurut Dennies, secara teknikal indikator candlestick membentuk shooting star. Sementara itu, indikator stochastic membentuk pola deadcross di wilayah jenuh beli yang mengindikasikan tren pelemahan.
Oleh karena itu, dia memperkirakan pergerakan IHSG di titik support dan resistan di rentang 6.193 hingga 6.175 dan 6.233 hingga 6.255.
“IHSG diprediksi melemah, Candlestick membentuk shooting star dan indikator stochastic bergerak membentuk deadcross di area overbought mengindikasikan potensi trend pelemahan," katanya.
Sejalan dengan IHSG, indeks Bisnis-27 naik hanya 0,02 poin ke level 547,08 dan indeks saham syariah Jakarta Islamic Index berbalik turun 0,15 persen atau 1,02 poin ke posisi 692,44 pada akhir sesi I.
Namun, indeks saham lainnya di Asia mayoritas terpantau masih mantap menguat, di antaranya indeks Topix Jepang (+0,43 persen), Hang Seng Hong Kong (+1,14 persen), dan indeks Kospi Korea Selatan (+1,13 persen).
Di China, dua indeks saham utamanya, Shanghai Composite dan CSI 300 pun menguat 0,97 persen dan 1,09 persen masing-masing.