Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Belum Mampu Tembus Level Resistan 6.200

Pada akhir perdagangan Jumat (13/12/2019), IHSG terapresiasi 0,94% ke level 6.197. Sementara secara year-to-date, indeks kembali ke zona hijau dengan kenaikan 0,05%.
Pejalan kaki berjalan di dekat papan elektronik yang menampilkan perdagangan harga saham di Jakarta, Senin (1/7/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan
Pejalan kaki berjalan di dekat papan elektronik yang menampilkan perdagangan harga saham di Jakarta, Senin (1/7/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA—Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih belum mampu menembus level resistan 6.200 sejak awal bulan ini. Analis menilai, IHSG pada akhir tahun nanti bakal mampu ditutup pada rentang 6.200-6.300.

Pada akhir perdagangan Jumat (13/12/2019), IHSG terapresiasi 0,94% ke level 6.197. Sementara secara year-to-date, indeks kembali ke zona hijau dengan kenaikan 0,05%.

Investor asing mencatatkan aksi beli bersih (net buy) senilai Rp513,70 di sepanjang hari perdagangan. Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) dan PT Bank Permata Tbk. (BNLI) tampil paling banyak diambil investor asing secara nilai.

Hampir seluruh sektor parkir di zona hijau dengan penguatan dipimpin oleh sektor aneka industri sebesar 3,66%. Sementara itu, hanya sektor properti, real estat, dan konstruksi bangunan yang turun 0,39%.

Penguatan IHSG mengikuti penguatan serempak di bursa Asia. Indeks saham MSCI Asia Pacific selain Jepang naik tajam 1,5% ke level tertingginya sejak akhir April 2019.

Indeks saham Jepang Nikkei 225 menguat 2,55%, indeks Hang Seng Hong Kong naik 2,57%, dan Indeks Kospi Korea Selatan tumbuh 1,54%.

Hal itu menyusul angin segar dari optimisme meredanya perang dagang antara AS—China dan sentimen positif dari Pemilu di Inggris. Di China, indeks Shanghai Composite dan CSI300 masing-masing melesat 1,78% dan 1,98%.

IHSG Belum Mampu Tembus Level Resistan 6.200

Dari Benua Biru, bursa Eropa tak kalah bersemangat. Indes Eurostoxx menguat 1,35% dan indeks FTSE naik 1,70% juga optimistis ketika partai Konservatif kembali memenangkan Pemilu di Inggris.

Kemenangan tersebut akan mengamankan mayoritas kursi untuk partai ini di Parlemen Inggris sekaligus memuluskan rencana Inggris keluar dari Uni Eropa seperti yang diusung Johnson.

Kepala Riset Reliance Sekuritas Lanjar Nafi mengatakan bahwa pasar saham di Asia merespons positif kesepakatan dagang parsial antara Amerika Serikat dan China. Hal itu membuat kedua belah pihak semakin dekat dengan kesepakatan dagang yang dapat mengakhiri perang dagang selama 2 tahun terakhir.

“Perjanjian perdagangan fase satu AS-China diperkirakan akan diumumkan Jumat waktu Washington, dengan serangkaian berita positif mengenai kesepakatan dari kedua negara ekonomi terbesar di dunia,” kata Lanjar, Jumat (13/12/2019).

Selain dari eksternal, kembalinya kepercayaan investor terhadap pasar modal Tanah Air dan beberapa informasi mengenai arah kebijakan bank sentral urut menopang penguatan IHSG pada akhir pekan ini.

Adapun, Bank Sentral AS (Federal Reserve) memberikan sinyal kuat bahwa suku bunga tidak akan mengalami perubahan bahkan sampai tahun depan.

Hal ini membawa kelegaan bahwa kondisi ekonomi Negeri Paman Sam baik-baik saja setelah santer dikhawatirkan bakal terjadi resesi.

Sedangkan Bank Indonesia juga mengungkapkan bahwa ruang pemangkasan suku bunga masih tersedia. Namun, ke depannya BI akan terus mencermati data (data dependent) di dalam pengambilan keputusan.

IHSG Belum Mampu Tembus Level Resistan 6.200

Lebih lanjut, Lanjar menambahkan bahwa salah satu sektor yang mendorong penguatan indeks berasal dari sektor aneka industri yang terkerek oleh saham PT Astra International Tbk. (ASII) melesat 4,58% ke level Rp6.850.

“ASII naik signifikan setelah melakukan divestasi saham BNLI ke Bank Bangkok yang disepakati dalam conditional sales purchases agreetment (CSAP),” jelas Lanjar.

Adapun transaksi tersebut akan membawa dana segar ke ASII untuk digunakan sebagai investasi pada pengembangan bisnisnya.

TARGET IHSG

Direktur dan Kepala Riset Indonesia PT Citigroup Sekuritas Indonesia Ferry Wong mengatakan bahwa IHSG akan ditutup pada level sekarang ini pada akhir tahun ini.

“IHSG tahun ini kurang lebih di sekitar level sekarang, 6.200—6.300,” kata dia.

Menurutnya, belakangan ini mulai banyak sentimen positif yang dapat meningkatkan keyakinan investor untuk berinvestasi. Adapun beberapa sektor saham yang direkomendasikan Ferry, a.l. perbankan, telekomunikasi, dan semen.

Sektor perbankan disebut bakal menarik di tengah tren suku bunga rendah. Selanjutnya, semen juga akan bergairah karena suku bunga rendah diharapkan menambah permintaan terhadap properti.

Sementara untuk sektor telekomunikasi, Ferry menyebut penetrasi internet yang menjadi penopangnya. Pasalnya, di era digitalisasi dan maraknya e-commerce membutuhkan data internet yang disediakan oleh provider.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Ana Noviani

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper