Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Momentum Window Dressing: Investor Bisa Masuk dari Sekarang

Analis PT Binaartha Sekuritas M. Nafan Aji Gusta Utama menyampaikan bahwa saat ini belum terlambat bagi investor untuk mengoleksi kembali saham-saham yang diperdagangkan pada harga historical low.
Siluet karyawan di dekat layar monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (13/6/2019)./Bisnis-Nurul Hidayat
Siluet karyawan di dekat layar monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (13/6/2019)./Bisnis-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA – Para investor disarankan mulai mengakumulasikan saham dari sekarang untuk dapat menikmati momentum window dressing pada akhir tahun dan January Effect pada awal 2020.

Analis PT Binaartha Sekuritas M. Nafan Aji Gusta Utama menyampaikan bahwa saat ini belum terlambat bagi investor untuk mengoleksi kembali saham-saham yang diperdagangkan pada harga historical low.

“Saat ini investor sudah bisa melakukan akumulasi beli sebab secara psikologis tingkat kepercayaan diri investor telah mengalami penguatan,” kata Nafan kepada Bisnis di sela-sela Seminar Economic Outlook 2020, Jakarta, Selasa (10/12/2019).

Menurutnya, investor sebenarnya sudah bisa masuk pada akhir November lalu karena IHSG perlahan membaik sebesar 2,86% secara month-to-date (MTD) per 10 Desember 2019.

Ia merekomendasikan saham-saham blue chip atau saham yang menjadi pendorong performa IHSG untuk dicermati. Secara sektoral, Nafan merekomendasikan saham sektor keuangan, konsumer, infrastruktur, dan pertanian seperti ADHI, ADRO, ANTM, ASII, BBNI, BBRI, BMRI,TLKM, WIKA, dan JSMR.

“Akumulasi beli saja untuk saham blue chip atau saham LQ45 yang mendorong indeks,” imbuhnya.

Sampai akhir tahun nanti, Nafan memperkirakan IHSG bisa melaju hingga ke level 6.330 dan paling tinggi bisa mencapai 6.555. Apabila indeks tak mampu menguat signifikan, target IHSG pada level 6.500-an diperkirakan terjadi pada awal tahun ditopang oleh sentimen January Effect.

Sementara itu, Nafan menilai investor asing juga akan kembali ke pasar modal Tanah Air setelah melakukan aksi jual beberapa bulan terakhir. Menurutnya, Indonesia masih menjadi salah satu pasar yang menarik di antara negara-negara emerging markets.

Senada, Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo menyampaikan bahwa Indonesia masih cukup dipandang sebagai salah satu negara anggota G20 yang perform dengan pertumbuhan yang cukup solid.

Dirinya pun mengimbau agar pelaku pasar dapat menjaga kepercayaan diri dan mengubah persepsi negatif belakangan ini menjadi positif.

“Kami baru dari pertemuan G20, [di lingkungan internasional] Indonesia masih cukup dipandang. Yang penting adalah confidence harus dijaga, persepsi harus positif, dan juga punya ekspektasi yang tidak melemah,” kata Dody.

Adapun Bank Indonesia berjanji akan melanjutkan kebijakan moneter yang akomodatif. Kendati ruang penurunan suku bunga masih ada, Dody menyampaikan ke depannya bank sentral akan lebih berhati-hati dalam mengambil setiap keputusan sambil mencermati data (data dependent).

Melihat perkembangan sekarang ini, lanjut Dody, BI relatif masih akan menggunakan pedal gas makroprudensial, misalnya melonggarkan kebijakan moneter untuk mendorong sektor riil melalui pinjaman perbankan.

Adapun di tengah perlambatan ekonomi dunia dan ketidakpastian global, Bank Indonesia menilai pertumbuhan Indonesia pada level 5,02% yang didorong konsumsi sekarang ini masih cukup baik.

BI memperkirakan pada 2020 pertumbuhan ekonomi bakal berada pada kisaran 5,1%—5,5% dan inflasi sekitar 3%.

Pada 2020, Direktur dan Kepala Riset Indonesia PT Citigroup Sekuritas Indonesia Ferry Wong memperkirakan kinerja emiten bakal membaik. Pertumbuhan EPS (Earning Per Share) diperkirakan bisa mencapai 10,1% pada 2020 dari 4,7% pada 2019.

“Pemulihan harga CPO, belanja modal korporasi, suku bunga rendah, dan aliran FDI serta kondisi politik yang baik seharusnya bisa menjadi penopang pertumbuhan,” kata Ferry.

Ia memperkirakan IHSG pada akhir tahun nanti masih akan bergerak di level sekarang pada kisaran 6.200—6.300.  Sementara itu, pada 2020 diperkirakan IHSG bakal melaju hingga level 7.050.

Ferry merekomendasikan saham sektor perbankan, rumah sakit, telco, dan beberapa konsumer untuk dapat dikoleksi seperti TLKM, BBRI, BMRI, GGRM, HMPS, SMGR, ICBP, MDKA, dan MAPI.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper