Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indo Premier Sekuritas Targetkan IHSG di Level 6.900 pada 2020

Adapun, IHSG telah tertekan sebesar 3,5% sepanjang November yang menjadi pelemahan secara year-to-date kedua berturut-turut.
Calon penumpang menunggu bus Transjkarta dengan latar belakang layar pergerakan saham PT Bursa Efek Indonesia di jalan Jenderal Sudirman Jakarta, Rabu (27/11/2019)./ANTARA-Wahyu Putro
Calon penumpang menunggu bus Transjkarta dengan latar belakang layar pergerakan saham PT Bursa Efek Indonesia di jalan Jenderal Sudirman Jakarta, Rabu (27/11/2019)./ANTARA-Wahyu Putro

Bisnis.com, JAKARTA—Indo Premier Sekuritas mempertahankan target indeks harga saham gabungan (IHSG) di level 6.900 pada 2020.

Berdasarkan Laporan Indonesia Strategy: Strategy Update edisi Desember 2019, Tim Riset Indo Premier Sekuritas memperkirakan perbaikan sentimen dari dalam negeri akan menopang pertumbuhan ekonomi dan kinerja emiten pada tahun depan.

“Menurut kami tahun depan akan lebih baik karena sentimen domestik tidak akan memburuk, pertumbuhan ekonomi berpotensi naik, dan pertumbuhan pendapatan emiten juga bisa tumbuh 10%,” tulis Analis Indo Premier Sekuritas Jovent Muliadi, Timothy Handerson, dan Anthony seperti dikutip pada Senin (9/11/2019).

Adapun, IHSG telah tertekan sebesar 3,5% sepanjang November yang menjadi pelemahan secara year-to-date kedua berturut-turut.

Dari analisis dan diskusi Indo Premier Sekuritas bersama investor lokal maupun asing, penekan kinerja indeks pada tahun ini berasal dari pelemahan pertumbuhan ekonomi.

Tak hanya itu, outlook kinerja emiten yang kurang bergairah serta beberapa intervensi politik dikombinasikan dengan tekanan eksternal juga membuat pasar saham kurang dilirik dan investor cenderung masuk ke pasar obligasi.

Pertumbuhan pendapatan emiten pada periode 9 bulan pertama tahun ini sekitar 8% atau lebih baik dari perkiraan sebesar 5% ternyata tak mampu menarik minat investor untuk berinvestasi di saham.

Ketidakpastian pada masa Pemilu dan perombakan kabinet hingga intervensi pemangkasan suku bunga dan harga gas juga menjadi beberapa sentimen negatif bagi investor.

“Semua ini diperburuk oleh gangguan eksternal seperti perang dagang dan kerusuhan di Hong Kong,” lanjut Tim Riset Indo Premier Sekuritas.

Saham dari sektor yang sensitif terhadap pergerakan suku bunga pun direkomendasikan untuk tahun depan seperti pebankan, otomotif, dan menara. Sementara itu, saham PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk. INDF)  juga dinilai menarik untuk diakumulasikan.

Adapun sektor perbankan dinilai bakal mencapai pertumbuhan dua digit pada 2020 seiring dnegan meningkatnya pertumbuhan pendapatan pascaimplementasi IFRS 9.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper