Bisnis.com, JAKARTA — Saham emiten tambang nikel yang baru tercatat di papan Bursa Efek Indonesia pada hari ini, Kamis (5/12/2019), PT Ifishdeco Tbk., ditutup menguat sebesar 50 persen pada penutupan perdagangan.
Bloomberg mencatatkan saham berkode IFSH tersebut ditutup menguat 220 poin di level Rp660 per saham. Adapun saham IFSH bergerak pada rentang Rp500–Rp660 sepanjang perdagangan hari ini.
Dalam gelaran penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO), IFSH melepas sebanyak 425 juta saham baru atau setara dngan 20 persen modal yang disetor dan ditempatkan perseroan dengan harga Rp440 per saham.
Dari gelaran itu, IFSH berhasil menyerap nilai penawaran umum sebesar Rp187 miliar yang akan digunakan membayar down payment pembelian mesin RKEF (Rotary Klin-Electric Furnance) yang dilakukan oleh entitas anaknya yakni PT Bintang Smelter Indonesia.
Presiden Direktur Ifishdeco Oei Harry Fong Jaya mengatakan bahwa pembelian mesin tersebut guna mengembangkan kapasitas produksi mesin pengolahan dan pemurnian bijih nikel untuk menghasilkan produk feronikel.
“Kami yakin, dana yang dihimpun dari masyarakat melalui proses IPO ini akan mendorong pertumbuhan dan pengembangan bisnis Ifishdeco dan perusahaan anak sehingga menjadi semakin baik di masa yang akan datang,” ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima pada Kamis (5/12/2019).
Baca Juga
Sekadar informasi, perseroan didirikan pada 1971, dengan maksud dan tujuan kegiatan usaha perseroan berdasarkan Akta Pendirian meliputi bidang pertanian, pembangunan, perdagangan, industri, dan pertambangan.
Saat ini perseroan menjalankan kegiatan usaha utama dalam bidang usaha pertambangan bijih nikel (nickel ore) yang mencakup kegiatan eksplorasi, pengembangan dan penjualan bijih nikel.
Tujuan utama perseroan adalah untuk menggali potensi nikel di Indonesia dan memasarkannya pada pasar dalam negeri dan luar negeri disamping untuk memenuhi kebutuhan ore pabrik pengolahan dan pemurnian perusahaan anak (BSI).
Perseroan merupakan satu-satunya perusahaan penambang nikel yang memiliki akta kepemilikan tanah, Hak Guna Usaha (HGU), Izin Usaha Pertambangan (IUP) dan Amdal dalam satu bendara perusahaan sehingga perseroan memiliki kontrol penuh terhadap lahan yang digarap. IUP yang dimiliki perseroan juga tidak berisiko untuk tumpang tindih karena berada di lahan milik sendiri.
Perseroan telah membeli lahan dan membangun jalan hauling sepanjang 17 km. Selain itu, perseroan juga telah membangun dermaga JETTY yang memiliki kapasitas 5-6 tongkang (masing-masing berkapasitas 10.000 MT) yang terletak di ujung jalan hauling yang hanya berjarak 1,2 nautical mile (1,5 km) dari lokasi kapal induk dan memiliki kedalaman yang mumpuni.