Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Safeguard Angkat Saham SRIL?

Adapun penjualan domestik cenderung stagnan sebesar 361 juta atau tumbuh 0,7 persen year-on-year. Sedangkan dari sisi laba bersih tumbuh 2,45 persen menjadi US$72,22 juta.
Pabrik tekstil Sritex/Antara-R. Rekotomo
Pabrik tekstil Sritex/Antara-R. Rekotomo

Bisnis.com, JAKARTA – Kinerja PT Sri Rejeki Isman Tbk. yang solid per kuartal III/2019 membuat analis mempertahankan rekomendasi buy terhadap sahamnya.

Per kuartal III/2019, perseroan mencatat pendapatan US$895,08 juta, tumbuh 17,16 persen year-on-year. Kenaikan pendapatan didorong meningkatnya penjualan ekspor sebesar 31,8 persen menjadi US$535 juta.

Adapun penjualan domestik cenderung stagnan sebesar 361 juta atau tumbuh 0,7 persen year-on-year. Sedangkan dari sisi laba bersih tumbuh 2,45 persen menjadi US$72,22 juta.

Pada perdagangan Kamis (5/12/2019), saham SRIL dibuka pada level Rp252 atau menguat 0,80 persen. Pada level harga itu, perusahaan memiliki kapitalisasi pasar sebesar Rp5,15 triliun dan diperdagangakan dengan price earning ratio 3,76 kali. 

Ishlah Bimo Prakoso, Analis PT Panin Sekuritas Tbk., melihat perang dagang antara China dan AS menjadi peluang bagi perseroan, di saat AS menaikkan tarif impor tekstil dari China. Sehingga, perseroan dapat mengisi sebagian pasar tekstil AS pasca tarif yang dikenakan.

Penjualan ke AS dan Amerika Latin naik 191,4 persen year-on-year menjadi US$73 juta, diikuti ke Afrika yang naik 179,1 persen year-on-year menjadi US$56 juta, Eropa naik 60,9 persen year-on-year menjadi US$81 juta, serta Asia naik 4,6 persen year-on-year menjadi US$323 juta.

Product fabrik dan garment menjadi faktor utama yang mendorong kenaikan ekspor. Adapun penjualan domestik cenderung stagnan disebabkan penurunan di segmen yarn dan greige.

Analis melihat penurunan pendapatan ini disebabkan persaingan dari produk impor China yang meningkat, sebagai dampak dari menurunnya ekspor China ke AS. Untuk 2020, ancaman produk impor diperkirakan dapat mereda didorong oleh respon Kemenkeu untuk menerapkan safeguard bagi produk tekstil khususnya untuk lini hulu.

Kebijakan tersebut diyakini dapat memperkuat penjualan domestik tekstil lini hulu seperti benang katun dan kain. “Untuk SRIL hal ini merupakan katalis positif di mana lini hulu benang katun dan kain menyumbang 51,2 persen dari total pendapatan domestik pada periode 9 bulan tahun ini,” katanya dalam riset yang dirilis pada 21 November 2019.

Panin Sekuritas merekomendasikan buy terhadap saham SRIL namun menurunkan target harga ke Rp320, setara 20 persen diskon ke regional peers menyiratkan PE 4,4 kali pada 2020.

Beberapa faktor menjadi penilaian analis, pertama potensi peningkatan pendapatan dari pasar ekspor, khusus AS sebagai dampak dari perang dagang dengan China. Kedua, pasar tekstil domestik yang diperkuat oleh safeguard. Ketiga, valuasi yang atraktif dibandingkan dengan regional peers.

Head of Research FAC Sekuritas Wisnu Prambudi Wibowo menjadikan saham SRIL sebagai saham pilihan dari emiten tekstil. Namun laba bersihnya yang tumbuh melambat pada kuartal III, membuat analis mengoreksi target harga menjadi Rp330 sampai akhir tahun, dari semula di harga wajar Rp398.

“Emiten tekstil dengan pasar ekspor masih bakal diuntungkan adanya peluang pasar baru dari perang dagang AS-China. Sebaliknya, perang dagang menjadi tantangan bagi emiten tekstil dengan pasar domestik,” katanya pada awal November tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Azizah Nur Alfi

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper