Bisnis.com, JAKARTA – Direktur Utama PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. (TLKM), Ririek Adriansyah menjawab pertanyaan tentang kandidat pengisi jabatan direktur utama Telkomsel yang kosong karena Emma Sri Martini ditunjuk menjadi direktur keuangan PT Pertamina (Persero). Berikut jawabannya.
Emma yang sebelumnya menjabat sebagai direktur utama PT Telekomunikasi Selular, anak usaha TLKM harus melepaskan jabatannya. Emma ditunjuk mengurus divisi keuangan di PT Pertamina (Persero) menggantikan Pahala Mansury. Atas pergantian jabatan tersebut, Ririek belum mendapat penggantinya.
Dia justru berbalik tanya saat ditanyai tentang kandidat pengganti Emma. Setelah itu, dia menjawab pihaknya masih mencari kandidat penggantinya dan tak memberi keterangan lebih perinci.
“Kamu mau daftar? Masih proses,” ujarnya di Jakarta, Kamis (28/11/2019).
Selain Emma, di jajaran komisaris juga terdapat perubahan susunan. Edwin Hidayat Abdullah yang sebelumnya mengisi jabatan komisaris di TLKM ditunjuk menjadi wakil direktur utama PT Angkasa Pura II.
Telkomsel merupakan anak usaha Grup Telkom yang berkontribusi lebih dari separuh terhadap pendapatan. Dikutip dari laporan keuangannya, TLKM meraup laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp16,46 triliun pada sembilan bulan di 2019 atau tumbuh sebesar 15,65 persen dari Rp14,23 triliun. Kendati tumbuh cukup tinggi, namun pertumbuhan yang dicapai pada periode kali ini belum mampu melampaui pencapaian pada periode yang sama di tahun sebelumnya dengan pertumbuhan 20,6 persen.
Sementara itu, perusahaan mencatatkan pendapatan sebesar Rp102,63 triliun selama sembilan bulan di 2019 atau tumbuh 3,45 persen dibandingkan dengan pendapatan di periode yang sama tahun 2018 yakni Rp99,20 triliun. Kendati tumbuh tipis, pertumbuhan pendapatan yang dicapai perseroan kali ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada kuartal III/2019 yakni sebesar 2,3 persen.
Adapun, pendapatan tersebut disokong oleh internet dan jasa teknologi informasi dan komunikasi yang berkontribusi sebesar 88,6 persen. Pendapatan dari bisnis internet dan jasa TIK mencapai Rp60,06 triliun atau tumbuh 12,7 persen. Pertumbuhan yang cukup besar pada bisnis ini didukung oleh bisnis data dan seluler yang berkontribusi 62,43 persen. Bisnis data dan seluler pada kuartal III/2019 menyumbang pendapatan sebesar Rp41,24 triliun atau tumbuh sebesar 28,37 persen bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2018.
Sebaliknya, bisnis lain seperti SMS turun 23,35 persen dari Rp7,11 triliun menjadi Rp5,45 triliun. Begitu juga dengan bisnis telepon yang pada kuartal III/2019 turun 17,19 persen menjadi Rp23,14 triliun dari Rp27,95 triliun pada periode yang sama tahun lalu.