Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Permintaan Emas Perhiasan Dalam Negeri Turun Signifikan

Permintaan emas di sektor perhiasan dalam negeri menurun dibandingkan dengan permintaan emas batangan dalam beberapa bulan terakhir.
Pedagang menata perhiasan emas di sentral penjualan emas pusat Kota Lhokseumawe, Aceh, Senin (25/2/2019)./ANTARA-Rahmad
Pedagang menata perhiasan emas di sentral penjualan emas pusat Kota Lhokseumawe, Aceh, Senin (25/2/2019)./ANTARA-Rahmad

Bisnis.com, JAKARTA - Permintaan emas di sektor perhiasan dalam negeri menurun dibandingkan dengan permintaan emas batangan dalam beberapa bulan terakhir.

Hendry Widjaya, pemilik toko perhiasan Sembaga Gold, mengatakan bahwa seiring dengan harga emas dalam negeri yang tengah mencapai harga tertingginya dalam beberapa bulan terakhir, permintaan emas perhiasan saat ini tengah dalam tekanan.

Dia mengatakan bahwa konsumen saat ini cenderung melakukan aksi jual atau buyback untuk emas perhiasaan.

“Dari posisi permintaan emas perhiasan tertinggi pada Juni, kini permintaan emas telah turun cukup signifikan hingga 30% sampai Oktober,” ujar Hendry menjawab pertanyaan Bisnis saat acara Gold Investment Series Talkshow di Jakarta.

Dia mengatakan bahwa penurunan tersebut cukup wajar mengingat kecenderungan permintaan emas perhiasan yang sangat bergantung terhadap situasi, seperti hari raya tertentu, musim panen, dan periode libur sekolah.

Adapun, permintaan tertinggi pada Juni seiring dengan Hari Raya Idulfitri yang umumnya pembeli akan memanfaatkan tunjangan hari raya untuk membelikan emas perhiasan.

Kendati demikian, pihaknya masih cukup percaya diri permintaan akan segera pulih mengingat emas hingga saat ini masih dipandang sebagai aset investasi aman atau pelindung nilai.

Berdasarkan data Bloomberg, pada penutupan perdagangan Jumat (22/11/2019), harga emas di pasar spot melemah 0,17% menjadi US$1.461,93 per troy ounce. Sementara itu, harga emas buatan dalam negeri PT Antam Tbk pada perdagangan Sabtu (23/11/2019) berada di level Rp747.000 per gram, turun Rp1.000 per gram dari perdagangan sebelumnya.

Pergerakan Emas

Adapun, sepanjang tahun berjalan 2019, emas telah bergerak menguat cukup signifikan, naik sekitar 14 persen.

Di sisi lain, penurunan permintaan emas untuk perhiasan tidak hanya turun di dalam negeri saja. Di India, pasar emas terbesar kedua di dunia, juga mengalami penurunan dalam permintaan emas, terutama untuk perhiasaan.

Ketua All India Gem dan Dewan Domestik Perhiasan India N. Anantha Padmanaban mengatakan bahwa penjualan emas perhiasan tahun ini mengalami penurunan sebesar 20 persen dibandingkan dengan tahun lalu.

Hal tersebut seiring dengan pelanggan yang cenderung menghindar dari pembelian emas besar-besaran, seperti yang umumnya terjadi pada hari raya tersebut dan menjadi konfirmasi bahwa daya beli emas India telah melemah.

“Yang membuat pembeli menjauh adalah harga tinggi dan perlambatan ekonomi di India. Orang-orang memiliki simpanan emas mereka, tetapi mereka menjaganya untuk masa depan,” ujar N. Anantha Padmanaban.

Masyarakat India, lanjut dia, mulai khawatir terhadap perlambatan ekonomi sehingga cenderung menahan pengeluaran mereka. Adapun, pertumbuhan ekonomi India telah jatuh ke level terendahnya dalam enam tahun. Tidak hanya itu, tingkat pengangguran telah meningkat dan krisis pinjaman telah mempengaruhi aliran uang.

Bahkan, World Gold Council memangkas proyeksi permintaan emas India pada 2019 menjadi 700 ton hingga 750 ton, turun dari produksi 750 ton hingga 850 ton pada perkiraan World Gold Council tiga bulan lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper