Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa Asia Variatif, IHSG Ditutup Melemah 0,28 Persen

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG ditutup melemah 0,28 persen atau 17,12 poin ke level 6.100,24, setelah dibuka di zona merah dengan pelemahan tipis 0,03 persen atau 1,57 poin di posisi 6.115,79
Karyawan melintas di depan layar pergerakan saham di Plaza Mandiri, Jakarta, Senin (29/4/2019)./ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Karyawan melintas di depan layar pergerakan saham di Plaza Mandiri, Jakarta, Senin (29/4/2019)./ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona merah pada akhir perdagangan hari ini, Jumat (22/11/2019), saat bursa Asia bergerak variatif.

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG ditutup melemah 0,28 persen atau 17,12 poin ke level 6.100,24, setelah dibuka di zona merah dengan pelemahan tipis 0,03 persen atau 1,57 poin di posisi 6.115,79

Pada perdagangan Kamis (21/11), indeks mengakhiri pergerakannya di level 6.117,36 dengan pelemahan 0,61 persen atau 37,74 poin.

Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak di zona merah dengan kisaran 6.086,83-6.122,48.

Lima dari sembilan sektor menetap di zona merah, dengan pelemahan terbesar dialami sektor industri dasar yang turun 1,06 persen, disusul sektor properti dengan pelemahan 0,64 persen. Adapun empat sektor lainnya menguat, dipimpin sektor aneka pertanian yang menguat 0,22 persen.

Sebanyak 152 saham menguat, 245 saham melemah, dan 265 saham stagnan dari 662 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia.

Saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) dan PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. (CPIN) yang masing-masing melemah 1,39 persen dan 2,17 persen menjadi penekan utama pelemahan IHSG hari ini.

Indeks saham lainnya di Asia cenderung bergerak variatif. Indeks Nikkei 225 dan Topix Jepang masing-masing naik 0,12 persen dan 0,32 persen, sedangkan indeks Kospi Korea Selatan naik 0,26 persen.

Di China, indeks Shanghai Composite dan blue chip CSI 300 China masing-masing melemah 0,63 persen dan 1,02 persen. Adapun indeks Hang Seng Hong Kong mampu naik 0,48 persen.

Dilansir Reuters, bursa Asia menguat, namun masih dibatasi oleh ketidakpastian investor atas peluang tercapainya kesepakatan China dan Amerika Serikat.

Pasar tidak banyak bereaksi terhadap pernyataan Presiden China Xi Jinping pada hari Jumat bahwa negaranya ingin membuat perjanjian perdagangan awal dengan Amerika Serikat dan telah berusaha menghindari perang dagang, tetapi tidak takut untuk melakukan tindakan balasan jika diperlukan.

Kekhawatiran masih tersisa, dengan Presiden AS Donald Trump diharapkan menandatangani dua RUU yang mendukung pemrotes di Hong Kong setelah Dewan Perwakilan Rakyat AS memberikan suara 417 berbanding 1 untuk "Hak Asasi Manusia dan Demokrasi Hong Kong", yang disahkan oleh Senat dengan suara bulat sehari sebelumnya.

"Jika dia akan dipaksa untuk menandatanganinya, maka itu membawa (elemen) ketidakpastian lainnya ke dalam perjanjian perdagangan fase pertema ini, yang kemudian dapat ditunda ke tahun depan," kata Matt Simpson, analis pasar senior di GAIN Capital, seperti dikutip Reuters.

Tetapi Simpson mengatakan bahwa dengan tidak adanya berita utama tentang perdagangan, pasar dapat bergerak dengan cukup besar dengan adanya sedikit sentimen yang masuk," lanjutnya.

Saham-saham yang melemah
KodePerubahan (persen)

BMRI

-1,39

CPIN

-2,17

HMSP

-0,98

TKIM

-4,09

Saham-saham yang menguat
KodePergerakan (persen)

SMMA

+3,70

TLKM

+0,75

UNTR

+2,94

TCPI

+4,43

Sumber: Bloomberg

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper