Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Asia pulih dari level terendah tiga pekan pada perdagangan Jumat (22/11/2019), namun penguatan dibatasi oleh ketidakpastian investor atas peluang tercapainya kesepakatan China dan Amerika Serikat.
Indeks MSCI Asia Pacific di luar Jepang terpantau menguat 0,2 persen. Sementara itu, indeks Topix dan Nikkei 225 Jepang ditutup menguat 0,12 persen dan 0,32 persen.
Di Hong Kong, indeks Hang Seng menguat 0,25 persen pada pukul 14.08 WIB. Di sisi lain, indeks Shanghai Composite dan CSI 300 China melemah masing-masing 0,63 persen dan 1,02 persen.
Pasar tidak banyak bereaksi terhadap pernyataan Presiden China Xi Jinping pada hari Jumat bahwa negaranya ingin membuat perjanjian perdagangan awal dengan Amerika Serikat dan telah berusaha menghindari perang dagang, tetapi tidak takut untuk melakukan tindakan balasan jika diperlukan.
Indeks MSCI telah turun sebanyak 1,4 persen pada hari Kamis, membawanya ke level terendah sejak 30 Oktober, di tengah kekhawatiran bahwa undang-undang AS yang mendukung demonstran di Hong Kong mengancam untuk melemahkan pembicaraan perdagangan antara dua ekonomi terbesar di dunia tersebut.
Kekhawatiran masih tersisa, dengan Presiden AS Donald Trump diharapkan menandatangani dua RUU yang mendukung pemrotes di Hong Kong setelah Dewan Perwakilan Rakyat AS memberikan suara 417 berbanding 1 untuk "Hak Asasi Manusia dan Demokrasi Hong Kong", yang disahkan oleh Senat dengan suara bulat sehari sebelumnya.
"Jika dia akan dipaksa untuk menandatanganinya, maka itu membawa (elemen) ketidakpastian lainnya ke dalam perjanjian perdagangan fase pertema ini, yang kemudian dapat ditunda ke tahun depan," kata Matt Simpson, analis pasar senior di GAIN Capital, seperti dikutip Reuters.
Tetapi Simpson mengatakan bahwa dengan tidak adanya berita utama tentang perdagangan, pasar dapat bergerak dengan cukup besar dengan adanya sedikit sentimen yang masuk," lanjutnya.