Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ringkasan Perdagangan 13 November: IHSG & Rupiah Melemah, Emas Bersinar

Seiring dengan rontoknya daya tarik aset-aset berisiko akibat gejolak Hong Kong dan ketidakpastian kesepakatan dagang AS-China, minat investor terhadap aset safe haven seperti emas pun terangkat.
Karyawati beraktivitas di salah satu kantor cabang Bank Sinarmas, di Jakarta, Senin (22/7/2019)./Bisnis-Himawan L Nugraha
Karyawati beraktivitas di salah satu kantor cabang Bank Sinarmas, di Jakarta, Senin (22/7/2019)./Bisnis-Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Tekanan yang dialami pasar saham global menyeret Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir melemah pada perdagangan hari ini bersama nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Seiring dengan rontoknya daya tarik aset-aset berisiko akibat gejolak Hong Kong dan ketidakpastian kesepakatan dagang AS-China, minat investor terhadap aset safe haven seperti emas pun terangkat.

Berikut adalah ringkasan perdagangan di pasar saham, mata uang, dan komoditas yang dirangkum Bisnis.com, Rabu (13/11/2019):

Bursa Saham Global Membara, IHSG Terseret Berakhir Turun

Pergerakan IHSG ditutup melemah 0,62 persen atau 38,49 poin di level 6.142,5 dari level penutupan perdagangan sebelumnya.

Menurut Research Analyst Artha Sekuritas Indonesia Dennies Christoper, pergerakan IHSG masih cukup terbatas di tengah tingginya ketidakpastian dari global.

Rata-rata indeks saham di Asia berakhir di zona merah hari ini. Indeks Nikkei 225 dan Topix Jepang masing-masing melemah 0,85 persen dan 0,55 persen, sedangkan indeks Kospi Korea Selatan turun 0,86 persen.

Di China, dua indeks saham utamanya, Shanghai Composite dan CSI 300 terkoreksi 0,33 persen dan 0,09 persen masing-masing. Adapun indeks Hang Seng Hong Kong berakhir merosot 1,82 persen.

Bursa Hong Kong Turun Tajam di Antara Aksi Protes dan Komentar Trump

Pergerakan bursa saham Hong Kong berakhir turun tajam di tengah memanasnya aksi protes anti-pemerintah yang berujung pada kerusuhan.

Aksi ini diawali dengan pertentangan terhadap usulan undang-undang yang memungkinkan ekstradisi ke China daratan.

Meski RUU ini telah ditarik, aksi protes kemudian berkembang menjadi ekspresi anti-pemerintah China dan tuntutan melaksanakan pemilu secara demokratis untuk anggota parlemen dan kepala eksekutif.

Pasar juga diliputi oleh ketidakpastian seputar pembicaraan perdagangan AS-China. Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa tim negosiator kedua negara hampir mencapai kesepakatan perdagangan, tetapi tidak memberikan perincian baru tentang kapan atau di mana perjanjian akan ditandatangani.

Rupiah Ditutup Melemah

Nilai tukar rupiah ditutup terdepresiasi 25 poin atau 0,18 persen di level Rp14.079 per dolar AS pada Rabu (13/11), setelah mampu terapresiasi 13 poin dan berakhir di posisi 14.054 pada perdagangan Selasa (12/11).

Pada saat yang sama, indeks dolar AS terpantau menguat 0,097 poin atau 0,1 persen ke posisi 98,406, menuju kenaikan hari kedua berturut-turut.

Dilansir dari Bloomberg, sentimen untuk aset berisiko memburuk setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan AS akan meningkatkan tarif pada China jika langkah pertama dari kesepakatan perdagangan tidak tercapai.

Sementara itu, Analis makro di DBS Bank, Chang Wei Liang, mengatakan pelemahan marjinal dalam nilai tukar rupiah selama beberapa hari terakhir ini sesuai dengan ekspektasi, dimana volatilitas tertahan menjelang penyampaian testimony oleh Gubernur The Fed Jerome Powell.

“Prospek untuk pasar negara berkembang dan dolar AS akan tergantung pada bagaimana Powell menggambarkan ekonomi AS, dan jika rintangan terhadap penurunan suku bunga lebih lanjut diangkat,” ungkapnya.

Harga CPO Terseret Melemahnya Minyak Mentah

Harga minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil) memerah setelah melaju mendekati level tertinggi 2 tahun, karena penurunan harga aminyak mentah dan minyak kedelai.

Akibat sentimen tersebut, para investor memilih untuk melakukan aksi ambil untung dari reli harga baru-baru ini.

Berdasarkan data Bloomberg, harga CPO kontrak Januari 2020 di Bursa Derivatif Malaysia menyudahi perdagangan dengan minus 0,73% atau 19,00 poin ke level 2.585 ringgit per ton, meneruskan pelemahan di sesi pembuka, 0,08% atau 2,00 poin ke level 2.602 ringgit per ton.

Pergerakan Harga Emas

Harga emas Comex untuk kontrak Desember 2019 terpantau menanjak 7,10 poin atau 0,49 persen ke level US$1.460,80 per troy ounce pukul 15.51 WIB, setelah berakhir terkoreksi 0,23 persen di posisi 1.453,70 pada perdagangan Selasa (12/11/2019).

Dilansir dari Reuters, penguatan harga emas didorong oleh komentar Presiden AS Donald Trump pada Selasa (12/11) yang membebani harapan pasar mengenai tercapainya kesepakatan dagang dengan China.

“Tren penurunan (harga emas) telah berhenti. Presiden Trump, di satu sisi, mengatakan kesepakatan itu sudah dekat dan, di sisi lain, mengatakan akan menaikkan tarif jika kesepakatan tidak tercapai,” ujar Michael McCarthy, kepala strategi pasar di CMC Markets.

Di dalam negeri, harga emas batangan Antam berdasarkan daftar harga emas untuk Butik LM Pulogadung Jakarta naik Rp2.000 menjadi Rp743.000 per gram. Harga pembelian kembali atau buyback emas ikut bertambah Rp2.000 menjadi Rp658.500 per gram.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper