Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa Hong Kong Turun Tajam di Antara Aksi Protes dan Komentar Trump

Pergerakan bursa saham Hong Kong berakhir turun tajam pada perdagangan hari ini, Rabu (13/11/2019, di tengah memanasnya aksi protes anti-pemerintah yang berujung pada kerusuhan.

Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan bursa saham Hong Kong berakhir turun tajam pada perdagangan hari ini, Rabu (13/11/2019, di tengah memanasnya aksi protes anti-pemerintah yang berujung pada kerusuhan.

Berdasarkan data Reuters, indeks Hang Seng ditutup merosot 1,8 persen di level 26.571,46, didorong oleh pelemahan saham-saham perusahaan properti.

Sub-indeks Hang Seng yang melacak saham energi merosot 1,9 persen, sektor Teknologi Informasi (TI) melemah 0,82 persen, sektor keuangan berakhir turun tajam 1,88 persen, sedangkan sektor properti anjlok 2,52 persen.

Saham dengan penurunan terbesar (top loser) untuk Hang Seng adalah New World Development Co. Ltd. yang terjerembab 4,91 persen. Sebaliknya, saham Sino Biopharmaceutical Ltd. yang naik 0,89 persen mampu menjadi top gainer.

Aksi protes, yang telah berkobar selama lima bulan terakhir guna menuntut demokrasi yang lebih besar di bekas jajahan Inggris itu, mulai bereskalasi pada Jumat (8/11).

Seorang mahasiswa meninggal karena luka-luka yang dideritanya usai terjatuh dari lantai tiga ke lantai dua tempat parkir pada Senin (4/11/2019) di tengah tindak operasi pembubaran oleh polisi.

Kematiannya menyulut kemarahan lebih lanjut terhadap pihak kepolisian yang sudah menghadapi tekanan karena tudingan penyalahgunaan kekuatan.

Bentrok antara demonstran dan polisi semakin tak terhindarkan setelah polisi Hong Kong menembakkan peluru tajam ke arah para pengunjuk rasa di sisi timur pulau pada Senin (11/11) pagi waktu setempat.

“Kita melihat gesekan yang sedang berlangsung di Hong Kong tanpa resolusi yang jelas,” ujar Gerry Alfonso, direktur eksekutif departemen bisnis internasional di Shenwan Hongyuan Group Co.

“Sementara itu, data ekonomi di Hong Kong tidak positif. Sepertinya kita akan memiliki akhir yang sulit untuk tahun ini,” tambahnya, seperti dikutip dari Bloomberg.

Aksi ini diawali dengan pertentangan terhadap usulan undang-undang yang memungkinkan ekstradisi ke China daratan. Meski RUU ini telah ditarik, aksi protes kemudian berkembang menjadi ekspresi anti-pemerintah China dan tuntutan melaksanakan pemilu secara demokratis untuk anggota parlemen dan kepala eksekutif.

Pasar juga diliputi oleh ketidakpastian seputar pembicaraan perdagangan AS-China. Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa tim negosiator kedua negara hampir mencapai kesepakatan perdagangan, tetapi tidak memberikan perincian baru tentang kapan atau di mana perjanjian akan ditandatangani.

Bagi Kenny Wen, ahli strategi di Everbright Sun Hung Kai Co., cara terbaik untuk bermain pasar adalah tidak mengambil posisi apapun.

"Sangat sulit untuk mengatakan level mana yang aman saat ini. Investor harus mengurangi eksposur mereka sampai ada kejelasan dalam situasi yang sedang berlangsung di Hong Kong, serta pembicaraan perdagangan (AS-China),” terang Wan.

Hubungan perdagangan AS dan China berkaitan dengan Hong Kong karena saham terbesar kota itu memperoleh sebagian besar laba mereka dari China daratan. Meningkatnya ketidakpastian perdagangan dan protes di Hong Kong kemungkinan akan membuat investor gelisah untuk saat ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper