Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham Defensif Bantu Bursa Eropa Pulih dari Tekanan

Permintaan untuk saham-saham defensif mampu membantu bursa Eropa pulih dari pelemahannya, saat investor bergulat dengan berbagai isu mulai dari aksi protes di Hong Kong hingga lesunya data dari China.
Bursa Eropa/Reuters
Bursa Eropa/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Permintaan untuk saham-saham defensif mampu membantu bursa Eropa pulih dari pelemahannya, saat investor bergulat dengan berbagai isu mulai dari aksi protes di Hong Kong hingga lesunya data dari China.

Setelah sempat meluncur hampir 0,5 persen, indeks Stoxx 600 Eropa mampu berakhir flat pada perdagangan Senin (11/11/2019) didorong oleh saham bank dan penguatan sektor seperti makanan minuman dan real estat yang dipandang lebih aman selama masa ketidakpastian ekonomi.

Berdasarkan data Reuters, indeks FTSE 100 London memimpin pelemahan di antara indeks-indeks utama di kawasan ini dengan penurunan 0,4 persen, sedangkan bursa saham di Frankfurt turun 0,2 persen dan Paris naik 0,1 persen.

Indeks FTSE terdampak lonjakan nilai tukar pound sterling setelah Partai Brexit mengatakan tidak akan bersaing dengan kubu Konservatif dalam pemilu mendatang di Inggris.

Saham bank-bank yang paling terekspos oleh berita Brexit seperti Royal Bank of Scotland dan Barclays pun melonjak sekitar 4 persen.

Kenaikannya mengimbangi penurunan pada beberapa bank yang terkait dengan Asia seperti HSBC dan Standard Chartered, yang turun hampir 2%, setelah aksi protes di Hong Kong yang berkelanjutan berubah menjadi kekerasan.

Sementara itu, data sebelumnya menunjukkan ekonomi Inggris tumbuh pada tingkat tahunan paling lambat dalam hampir satu dekade pada kuartal III/2019, meskipun ekonomi menghindari resesi langsung.

“Meski Inggris sedang terhindar dari resesi oleh pembelanjaan konsumen yang secara mengejutkan tangguh, prospek investasi terus terlihat menantang ketika kita bergerak menuju tahun 2020,” terang analis ING dalam sebuah catatan.

"Untuk saat ini, kami pikir Bank of England mungkin akan menghindari pemotongan suku bunga dalam waktu dekat, meskipun tergantung pada Brexit dan apakah pasar pekerjaan semakin memburuk,” tambahnya.

Pekan lalu, indeks saham acuan Stoxx 600 naik ke level tertingginya dalam lebih dari empat tahun akibat tanda-tanda kemajuan dalam pembicaraan perdagangan AS-China.

Namun investor kembali dilanda kecemasan tentang kesepakatan dagang antara kedua negara setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan tidak setuju untuk mengurangi tarif seperti yang diupayakan oleh China.

Perusahaan-perusahaan tambang di Eropa menerima pukulan terbesar, dengan turun 1,4 persen, setelah data dari China menunjukkan harga produsen mencatat penurunan terbesar dalam lebih dari tiga tahun pada Oktober.

“Dengan pasar saham Eropa kini naik lebih dari 10 persen dari posisi terendah pada Agustus, ada skenario bahwa pasar saham mungkin akan mengalami jeda sementara,” tulis Graham Secker dari Morgan Stanley dalam sebuah catatan.

"Meski sangat normal bagi sentimen investor untuk berbalik lebih cepat daripada data aktual, kami ragu bahwa kita berada pada titik puncak rebound dalam laba perusahaan baik di Eropa atau AS,” lanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper