Bisnis.com, JAKARTA - PT Kereta Api Indonesia (Persero) mengumumkan rencananya untuk menerbitkan Obligasi melalui Penawaran Umum Obligasi II Kereta Api Indonesia Tahun 2019 pada Senin (11/11/2019).
Obligasi tersebut terbagi menjadi 2 seri di mana Seri A berjangka waktu 5 tahun dengan indikasi tingkat kupon Obligasi 7,45%-8,10% per tahun, sedangkan Seri B berjangka waktu 7 tahun dengan indikasi tingkat kupon Obligasi 7,80%-8,50% per tahun.
Penjamin Pelaksana Emisi dalam Obligasi ini adalah PT Mandiri Sekuritas, PT Bahana Sekuritas, PT BCA Sekuritas, PT BNI Sekuritas, dan PT Danareksa Sekuritas.
Direktur Utama Kereta Api Indonesia Edi Sukmoro mengatakan Obligasi II Kereta Api Indonesia 2019 dengan nilai nominal sebanyak-banyaknya sebesar Rp2 triliun.
"Dana yang diperoleh dari Penawaran Umum Obligasi ini setelah dikurangi dengan biaya-biaya emisi, senilai Rp1,2 triliun akan digunakan untuk pembayaran sebagian pokok pinjaman pada PT Bank HSBC Indonesia (tidak teraflliasi) dan sisanya akan digunakan untuk pengadaan sarana baru dan pembaruan sarana," ujarnya pada acara Investor Gathering di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Senin (11/11/2019).
Pengadaan sarana baru mayoritas untuk membeli kereta baru menggantikan kereta yang usianya sudah tua. Sampai dengan Oktober 2019, terdapat 672 kereta yang usianya diatas 30 tahun.
Baca Juga
Adapun, kereta-kereta tersebut berupa kereta penumpang, kereta makan, kereta bagasi dan kereta pembangkit. Lalu untuk titik utama pembaruan sarana adalah melakukan repowering yaitu peningkatan daya sarana kereta api.
Repowering ini meliputi pekerjaan penggantian mesin kereta penumpang, gerbong barang, pembaman lokomotif, kereta rel diesel dan lainnya. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas produksi serta peningkatan layanan baik untuk angkutan penumpang maupun barang.
Petugas melakukan perawatan lokomotif di Dipo Lokomotif Stasiun Kereta Api (KA) Madiun, Jawa Timur, Kamis (23/5/2019). - ANTARA/Siswowidodo
Direktur Keuangan KAI Didiek Hartantyo menilai, dengan track record dan manajemen yang baik, serta proyeksi arus kas yang kuat membuat KAI mendapatkan peringkat obligasi yang bagus.
“KAI optimistis Penawaran Umum ini akan sukses seperti yang sebelumnya,” ujar Didiek.
Obligasi ini mendapatkan peringkat idAAA (Triple A; Stable Outlook) dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). Bunga Obligasi dibayarkan triwulan 30/360, sesuai dengan tanggal pembayaran masing-masing Bunga Obligasi.
Selama 5 tahun terakhir dari 2014 hingga 2018, KAI mencatatkan pertumbuhan pendapatan dengan Compound Annual Growth Rate (CAGR) sebesar 25,5% dan rata-rata pertumbuhan laba bersih dengan CAGR sebesar 22,3%.
Di samping itu, berdasarkan laporan posisi keuangan, KAI semakin berkembang di mana peningkatan jumlah aset dengan CAGR 20,1% serta diiringi pertumbuhan ekuitas dellgan CAGR sebesar 30,2%.
Adapun pada posisi akhir semester I/2019, total aset KAI mencapai Rp41,2 triliun. Pertumbuhan total aset perseroan sebesar 5,84%, pertumbuhan total liabilitas sebesar 7 ,1%, dan pertumbuhan total ekuitas sebesar 4,4%.
Jika dibandingkan dengan periode 30 Juni 2018, KAI mampu mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 14,31% dan pertumbuhan laba bersih hingga 54,39%.
Didiek juga yakin KAI akan memperoleh Pernyataan Efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tanggal 5 Desember 2019, dan melakukan penawaran umum pada 6-9 Desember 2019. Untuk tanggal penjatahan diperkirakan pada 10 Desember 2019 dan ditutup dengan pencatatan di Bursa Efek 1ndonesia(BEI) pada 13 Desember 2019.