Bisnis.com, JAKARTA – Mata uang Peso Filipina menjadi salah satu yang mencatat kinerja terbaik di Asia tahun ini, menyusul tingginya imbal hasil riil obligasi pemerintah.
Meskipun bank sentral telah memotong suku bunga tiga kali tahun ini untuk memacu pertumbuhan, yang biasanya melemahkan permintaan mata uang, inflasi yang melambat telah memastikan bahwa imbal hasil riil pada obligasi pemerintah masih berada di antara yang tertinggi di Asia, sehingga menarik minat investor luar negeri.
Tingkat inflasi tahunan Filipina turun menjadi 0,9 persen pada September dari 6,7 persen setahun sebelumnya karena harga beras merosot setelah pemerintah membuka keran impor. Sementara itu, harga alkohol, perumahan, air, dan listrik semuanya turun.
Tingkat inflasi yang melambat telah mendorong imbal hasil riil pada obligasi pemerintah bertenor 10 tahun 3,77 persen pada akhir pekan lalu, dari 0,33 persen pada November 2018, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg.
Inflasi melambat lebih jauh lagi di bulan Oktober, dengan laporan inflasi dijadwalkan rilis pada Sleasa (5/11/2019), yang diperkirakan menunjukkan penurunan laju menjadi 0,8 persen, terendah sejak April 2016, menurut estimasi median para ekonom yang disurvei oleh Bloomberg.
Angka inflasti tersebut jaug lebih rendah dibandingkan dengan data terbaru dari negara-negara lainnya di Asia, seperti 3,13 persen untuk Indonesia, 3,99 persen untuk India dan 1,1 persen di Malaysia.
Dorongan dari imbal hasil riil yang tinggi telah membuat peso menguat 3,6 persen sejak awal tahun ini dan mencapai level 50,715 per dolar AS minggu lalu, yang terkuat sejak Januari 2018.
Divya Devesh, kepala analis valas Asean dan Asia Selatan di Standard Chartered Plc mengatakan mata uang Filipina memiliki dua faktor utama lain yang mendukungnya.
“Defisit perdagangan telah menyempit karena keterlambatan dalam mengimplementasikan anggaran pada semester pertama tahun ini, sementara negara itu sebagian besar terisolasi dari sengketa perdagangan AS-China karena rendahnya ketergantungan pada ekspor,” katanya, seperti dikutip Bloomberg.
Peso juga dapat memperpanjang pengautannya karena uang yang dikirim ke dalam negeri oleh tenaga kerja Filipina di luar negeri cenderung meningkat dalam empat bulan terakhir tahun ini.