Bisnis.com, JAKARTA - Laba pada periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk PT Sarana Menara Nusantara Tbk. (TOWR) pada periode Januari-September 2019 mencatatkan penurunan sebesar 6,39% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yakni dari Rp1,70 triliun menjadi Rp1,6 triliun.
Dikutip dari laporan keuangannya, Kamis (31/10/2019), emiten yang mengandalkan kegiatan melalui sewa menara itu meraup laba periode berjalan yang lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Dengan demikian, perseroan tak mampu mengecap pertumbuhan laba yang sama dengan periode yang sama 2018. Saat itu, perseroan mencapai pertumbuhan laba sebesar 4,88% year-on-year.
Kendati laba yang turun tipis, perseroan membukukan pendapatan sebesar Rp4,65 triliun sepanjang tahun berjalan 2019 atau naik 7,12% dibandingkan dengan periode yang sama pada 2018.
Sayangnya, capaian pertumbuhan pendapatan kali ini tak sebesar pada periode yang sama tahun lalu dengan pertumbuhan sebesar 9,23%.
Dari total pendapatan di tahun ini, perseroan mengandalkan lini usaha sewa menara yang juga mengalami pertumbuhan tipis sebesar 3,47% dari Rp3,97 triliun menjadi Rp4,11 triliun.
Baca Juga
Usaha lainnya yang berkontribusi cukup besar yakni sewa satelit VSAT yakni menyumbang Rp196,26 miliar atau tumbuh 14,18% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yakni Rp171,89 miliar.
Terakhir, lini usaha sewa Metropolitan Wireless Fiber Optic (MWIFO) yakni jaringan serat optik dan nirkabel guna layanan internet broadband dan virtual private network.
Adapun, di lini sewa menara, pendapatan tertinggi berasal dari sewa menara oleh Hutchison Tri Indonesia yakni sebesar Rp1,49 triliun atau tumbuh 3,55% dari Rp1,45 triliun. Kemudian, sewa menara oleh PT XL Axiata Tbk. (EXCL) menyumbang pendapatan sebesar Rp1,36 triliun atau tumbuh 13,44% dari Rp1,19 triliun.
Lalu, diikuti PT Telekomunikasi Selular dengan Rp835,89 miliar atau tumbuh 3,72% dari Rp805,87 miliar. Terakhir, pendapatan sewa menara TOWR juga diperoleh dari PT Indosat Tbk. (ISAT) yakni Rp330,44 miliar atau tumbuh 32,68% dari Rp249,04 miliar.
Di sisi lain, pos beban perusahaan pada periode kali ini cenderung bertambah. Beberapa jenis beban seperti beban pokok pendapatan lainnya, beban penjualan dan pemasaran hingga beban umum dan administrasi kompak meningkat.
Untuk pos beban pokok pendapatan lainnya mencapai Rp331,711 miliar atau naik 13,83% dari Rp291,4 miliar. Lalu, pos beban penjualan dan pemasaran selama sembilan bulan menyentuh Rp110,04 miliar atau naik 34,43% dari Rp81,86 miliar. Terakhir, beban umum dan administrasi sebesar Rp340,42 miliar atau naik 16,38% dari Rp292,51 miliar.