Bisnis.com, JAKARTA – Emiten perkebunan, PT Provident Agro Tbk. berusaha mengkompensasi melorotnya kinerja dengan efisiensi operasional.
Hingga kuartal III/2019, emiten berkode saham PALM itu mencatakan penurunan pendapatan yang signifikan sebesar 158,07 persen secara tahunan dari Rp395,34 miliar menjadi Rp153,19 miliar.
Melorotnya pendapatan emiten berkode saham PALM itu sejalan dengan keputusan perseroan untuk menjual aset kebun dan rencana transformasi dari perusahaan perkebunan menjadi perusahaan investasi.
Direktur Independen Provident Agro Boyke Antonius mengatakan yang saat ini bisa dilakukan oleh perseroan adalah mengencengkan ikat pinggang.
“Hal yang kami lakukan adalah efisiensi. Itu dilakukan dalam bentuk penghematan biaya operasional,” katanya kepada Bisnis pada Selasa (29/10/2019).
Menilik dari hasil laporan keuangan, biaya pokok pendapatan PALM turun 59,16 persen secara tahunan menjadi Rp117,8 miliar per September 2019. Alhasil, laba bruto yang dibukukan tercatat sebesar Rp35,39 miliar.
Baca Juga
Akan tetapi, PALM juga mengantongi rugi periode berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp66,41 miliar per 30 September 2019 dari laba Rp6,08 miliar per 30 September 2018.
Perihal rencana transformasi menjadi perusahaan investasi, Boyke mengatakan sejauh ini perseroan belum ada rencana untuk menambah potofolionya.
Terakhir kali, PALM membeli saham PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) melalui entitas anak PT Suwarna Arta Mandiri. Perseroan mengoleksi 293,30 juta saham dengan nilai transaksi sebesar Rp698,66 miliar. Jumlah itu setara dengan kepemilikan atas 6,69% saham perusahaan tambang tersebut.