Bisnis.com, JAKARTA - PT Unilever Indonesia Tbk. berencana melaksanakan aksi perubahan nilai nominal saham atau stock split dengan rasio 1:5 untuk meningkatkan likuiditas dan membuka akses bagi investor ritel.
Berdasarkan keterbukaan informasi pada Selasa (22/10/2019), emiten bersandi saham UNVR itu, mengumumkan rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada 20 November 2019. Ada 2 agenda yang akan dibahas dalam RUPSLB tersebut.
Pertama, persetujuan atas rencana perubahan susunan direksi perseroan. Kedua, persetujuan atas rencana perubahan nilai nominal saham perseroan atau stock split, serta perubahan pasal 4 anggaran dasar perseroan sebagai akibat dari stock split tersebut.
Dalam agenda kedua, perseroan akan membahas dan memutuskan mengenai perubahan nilai nominal saham perseroan dari semula Rp10 menjadi Rp2 per saham.
Head of Research FAC Sekuritas Wisnu Prambudi Wibowo menilai pasar akan merespons positif terhadap rencana stock split UNVR dengan rasio 1:5. Dengan asumsi harga saham UNVR pada penutupan perdagangan Selasa (22/10/2019) pada level Rp43.950, maka harga saham UNVR berada di area Rp8.790 setelah split.
Di area tersebut, kata dia, saham UNVR lebih terjangkau dan dapat menjadi alternatif investasi di sektor consumer goods bagi investor ritel.
Baca Juga
"Ini jadi lebih menarik karena nilainya lebih murah. Secara historikal, harga saat ini sudah lebih murah dibandingkan dengan Februari kemarin di level Rp50.000," katanya pada Selasa (22/10/2019).
Lebih lanjut, Wisnu menambahkan pergerakan saham lebih mudah meningkat setelah split. Dia memproyeksikan kenaikan harga saham setelah split dapat tercermin dalam 1 hingga 2 tahun mendatang.
Sementara itu, untuk prospek jangka panjang, fundamental yang kuat tetap menjadi katalis bagi pergerakan saham UNVR. Adapun, pertumbuhan penjualan UNVR bakal didorong momentum Puasa dan Lebaran, serta kenaikan bantuan sosial pada tahun depan.
Analis PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia Mimi Halimin mengatakan penjualan UNVR diproyeksikan dapat mencapai Rp43,45 triliun atau tumbuh 3,9% secara tahunan pada 2019 dan Rp45,95 triliun atau tumbuh 5,8% pada 2020.
Sementara itu, laba bersih diproyeksi sebesar Rp7,4 triliun atau turun 19% secara tahunan pada 2019 dan Rp7,8 triliun atau naik 5,9% secara tahunan pada 2020.
Proyeksi pertumbuhan penjualan ini seiring dengan inovasi dan produk baru yang dilakukan perseroan. Setidaknya tahun ini ada dua merek baru dari Nameera Aquatic Botanical yang merupakan seri produk halal dengan bahan baku alam, serta merek Love Beauty and Planet.
Namun, beberapa produk baru dan inovasi ini bakal mendorong biaya iklan dan promosi meningkat ke depannya. Analis mencatat biaya iklan dan promosi meningkat 2,7% secara tahunan sepanjang 9 bulan tahun ini.
"Kami mempertahankan rekomendasi hold untuk saham UNVR dengan target harga yang lebih tinggi Rp44.700, dari sebelumnya Rp43.500," katanya dikutip dari riset yang dirilis pada 22 Oktober 2019.
Pada perdagangan hari ini, MNC Sekuritas merekomendasikan sell on strength untuk UNVR di kisaran Rp43.950 hingga Rp44.500. Secara teknikal, UNVR diperkirakan masih berada di wave [v] dari wave C, dimana UNVR masih rentan terkoreksi untuk menuju area Rp42.000.
Di lantai bursa, saham UNVR parkir di level Rp43.950 pada akhir perdagangan Selasa (23/10/2019). Sepanjang tahun berjalan 2019, UNVR terkoreksi 3,19%.