Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Himpun Tenaga di Level 6.200 Pada Akhir Sesi I

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu mengikis sebagian pelemahannya dan kembali memantapkan pergerakan di kisaran level 6.200 pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Rabu (23/10/2019).
Karyawan melintas di dekat papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (27/5/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
Karyawan melintas di dekat papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (27/5/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu mengikis sebagian pelemahannya dan kembali memantapkan pergerakan di kisaran level 6.200 pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Rabu (23/10/2019).

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG turun hanya 0,04 persen atau 2,8 poin ke level 6.222,70 pada akhir sesi I dari level penutupan sebelumnya.

IHSG berhasil berakhir di level 6.225,50 dengan kenaikan 0,43 persen atau 26,51 poin pada perdagangan Selasa (22/10), reli penguatan perdagangan hari kedelapan beruntun.

Setelah tergelincir dari penguatannya dengan dibuka turun 0,02 persen di posisi 6.224,42 pada Rabu (23/10), indeks terpantau sempat melemah hingga ke bawah level 6.200. Sepanjang perdagangan sesi I, IHSG bergerak di level 6.197,95 – 6.235,08.

Empat dari sembilan sektor menetap di zona merah pada akhir sesi I, dipimpin peragangan (-0,87 persen) dan barang konsumen (-0,45 persen). Lima sektor lainnya mampu menetap di wilayah positif, dipimpin pertanian (+1,86 persen).

Sebanyak 174 saham menguat, 200 saham melemah, dan 285 saham stagnan dari 659 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia.

Saham PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP) dan PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) yang masing-masing turun 1,42 persen dan 0,74 persen menjadi penekan utama pergerakan IHSG pada akhir sesi I.

Di sisi lain, kenaikan harga saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) dan PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah Tbk. (BTPS) masing-masing sebesar 1,10 persen dan 9,86 persen menopang sekaligus membatasi besarnya penurunan IHSG.

Namun, pergerakan IHSG diyakini masih akan kembali menguat setelah sukses ditutup hijau pada perdagangan Selasa (22/10).

Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta mengatakan support pertama maupun kedua IHSG memiliki range pada 6.178,50 hingga 6.158,17. Adapun resistance pertama maupun kedua memiliki range pada 6.247,58 hingga 6.276,63.

“Berdasarkan indikator, MACD telah membentuk pola golden cross di area negatif. Sementara itu, Stochastic dan RSI terus menunjukkan sinyal positif. Di sisi lain, masih terlihat upward bar yang mengindikasikan adanya potensi bullish continuation pada pergerakan IHSG sehingga berpeluang menuju ke resistance terdekat,” papar Nafan dalam riset harian.

Di sisi lain, Reliance Sekuritas memprediksi IHSG akan bergerak dengan penguatan terbatas hari ini. Kepala Riset Lanjar Nafi menyebutkan pergerakan IHSG secara teknikal bergerak break out moving average 50 hari mematahkan signal bearish counter attack yang terjadi pada penutupan Senin.

“Indikator stochastic dan RSI pun telah berada pada area yang cukup mahal pada momentum overbought. Sehingga secara teknikal kami perkirakan IHSG akan bergerak terbatas dengan penguatan menguji 6.250 pada support resistance 6.215-6.260," demikian menurut riset hariannya.

Sejalan dengan IHSG, indeks Bisnis-27 turun tipis 0,03 persen atau 0,15 poin ke level 543,35. Indeks saham syariah Jakarta Islamic Index bahkan berbalik ke zona hijau dan naik 0,05 persen atau 0,32 poin ke posisi 691,59 pada akhir sesi I.

Indeks saham lainnya di Asia mayoritas terpantau bergerak negatif, di antaranya indeks Hang Seng Hong Kong (-0,83 persen), indeks Kospi Korea Selatan (-0,42 persen), dan indeks Shanghai Composite China (-0,31 persen).

Sebaliknya, indeks Topix dan Nikkei 225 Jepang masing-masing mampu naik 0,33 persen dan 0,10 persen pada pukul 11.59 WIB.

Dilansir dari Reuters, bursa Asia melemah akibat terbebani ketidakpastian mengenai Brexit dan kekhawatiran seputar sektor teknologi global menyusul rilis proyeksi pendapatan oleh produsen semikonduktor asal Amerika Serikat, Texas Instruments.

Kekhawatiran bahwa industri microchip global tengah tertekan penurunan permintaan dan sengketa perdagangan AS-China yang berkepanjangan pun menyebabkan beberapa saham terkait cip di Asia turun.

Sementara itu, Parlemen Inggris menolak rencana Perdana Menteri Boris Johnson untuk mempercepat proses legislasi kesepakatan Brexit (keluarnya Inggris dari Uni Eropa). Hal ini memberikan ketidakpastian soal batas waktu Brexit pada 31 Oktober.

“Surutnya minat untuk aset berisiko akibat isu Brexit dan perdagangan AS-China telah menahan sebagian pergerakan di Asia,” terang Wisnu Varathan, kepala ekonomi dan strategi di Mizuho Bank, dikutip dari Bloomberg.

Nilai tukar rupiah terpantau melemah tipis 6 poin atau 0,04 persen ke level Rp14.047 per dolar AS pada pukul 11.41 WIB, setelah dibuka menguat 6 poin di posisi 14.035.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Sutarno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper