Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ketegangan India-Malaysia Pukul Harga Sawit

Harga Crude Palm Oil (CPO) kontrak pengiriman Januari 2020 di Bursa Derivatif Malaysia amblas 0,96 persen per Selasa (22/10/2019) pagi.
Petani memindahkan kelapa sawit hasil panen ke atas truk di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Rabu (4/4/2018)./JIBI-Rachman
Petani memindahkan kelapa sawit hasil panen ke atas truk di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Rabu (4/4/2018)./JIBI-Rachman

Bisnis.com, JAKARTA – Pertikaian dagang antara India dan Malaysia terkait sawit makin meruncing, setelah kelompok berpengaruh pengolah sawit di Mumbai meminta anggota mereka untuk menahan pembelian komoditas itu dari Negeri Jiran.

India merupakan negara pembeli minyak kelapa sawit terbesar dunia, sedangkan Malaysia adalah produsen sawit terbesar kedua global.

Seruan itu telah membuat harga sawit memerah pada Selasa (22/10/2019). Berdasarkan data Bloomberg, hingga pukul 10.34 WIB, harga Crude Palm Oil (CPO) kontrak pengiriman Januari 2020 di Bursa Derivatif Malaysia amblas 0,96 persen atau 22 poin ke posisi 2.263 ringgit per ton.

Kondisi ini melanjutkan pelemahan di sesi pembuka sebesar 0,57 persen atau 13 poin ke posisi 2.272 ringgit per ton.

Pangkal persoalan India dan Malaysia tersebut mengemuka usai Perdana Menteri (PM) Malaysia Mahathir Mohamad berbicara di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada bulan lalu, bahwa India menginvasi dan menduduki Kashmir.

Sejak saat itu, pembeli sawit dari India telah beralih ke Indonesia untuk menyuplai kebutuhan produk pertanian tersebut, karena khawatir PM India Narendra Modi akan membatasi pembelian minyak nabati  itu dari Malaysia.

Solvent Extractors’ Association of India menyatakan pihaknya telah meminta kepada para anggota untuk tidak membeli sawit dari Malaysia.

“Untuk kepentingan Anda [anggota kelompok] sendiri dan juga tanda solidaritas, kami harus menghindari pembelian dari Malaysia untuk saat ini,” kata asosiasi  itu dalam pernyataan mereka seperti dilansir dari Bloomberg, Selasa (22/10).

Tindakan apapun dari India untuk menyetop pembelian sawit akan memukul industri kunci Malaysia tersebut. Sawit merupakan ekspor agrikultur terbesar Malaysia, dengan pembeli India mencapai sekitar 3,9 juta ton atau setara dengan US$2 miliar antara Januari dan September tahun ini.

Angka tersebut dua kali lipat pengiriman pada tahun lalu, setelah New Delhi memotong tarif impor komoditas tersebut pada Januari 2019.

Terkait hal ini, seperti dilansir Reuters, Selasa (22/10), Mahathir menyatakan mempelajari dampak boikot tersebut.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dika Irawan
Editor : Annisa Margrit

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper