Bisnis.com, JAKARTA -- Volume perdagangan berjangka komoditas dari transaksi multilateral milik Bursa Komoditas dan Derivatif Indonesia (BKDI) pada kuartal III/2019, tercatat mencapai 99.961 lot atau hanya tumbuh 5,96 persen dari kuartal sebelumnya.
Berdasarkan data BKDI, pada kuartal II/2019, volumenya sebanyak 94.338 lot.
Sementara itu, sepanjang Januari-September 2019, BKDI berhasil mengantongi total jumlah transaksi multilateral sebesar 293.318 lot.
Perinciannya yakni 7.206 lot transaksi kontrak emas multilateral, 12.735 lot transaksi kontrak CPO multilateral, 29.808 lot transaksi kontrak timah multilateral, dan kontrak foreign exchange (forex) multilateral sebanyak 50.212 lot.
Kepala Learning Center Indonesia BKDI Anang E. Wicaksono mengatakan transaksi multilateral kuartal III/2019 ditopang dan didominasi oleh kontrak forex multilateral yang termasuk ke dalam produk GOFX, yang baru diluncurkan pada awal tahun ini.
Dia menjelaskan beragam sentimen di pasar mata uang global sepanjang kuartal III/2019, menimbulkan fluktuasi pasar yang cukup volatile sehingga lebih mendorong investor untuk melakukan transaksi di kontrak forex multilateral.
Baca Juga
“Kontrak forex multilateral di ICDX berhasil naik sebesar 33,37 persen dibandingkan dengan kuartal sebelumnya, dengan kontrak pasangan mata uang yang memiliki pertumbuhan transaksi paling tinggi adalah EUR/USD (euro dan dolar AS),” ujar Anang kepada Bisnis, Jumat (18/10/2019).
Adapun sentimen pasar sepanjang kuartal III/2019 masih berputar terkait perang dagang AS-China. Tepatnya, penetapan tarif impor bagi produk AS oleh China yang dapat menekan nilai dolar AS karena menurunnya permintaan China atas barang dari Negeri Paman Sam.
Isu geopolitik lainnya seperti tensi antara Iran dan AS terkait sanksi baru terhadap Iran, juga telah menyebabkan tekanan bagi dolar AS.
Selain itu, kekhawatiran pasar terhadap tingginya peluang terjadinya Brexit juga telah menekan mata uang euro.
Di sisi lain, kontrak emas dan timah oleh BKDI mengalami kontraksi dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Kontrak timah turun 0,48 persen, sedangkan kontrak emas anjlok 52,71 persen dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.
Sementara itu, anjloknya transaksi kontrak emas pada kuartal III/2019, disebut disebabkan kontrak yang tengah direvitaliasasi dan masih dalam proses pengajuan ke Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti).
Kendati demikian, secara tahunan, transaksi multilateran BKDI mengalami kenaikan cukup signifikan, yaitu meningkat 52,67 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Oleh karena itu, Anang mengaku optimistis BKDI dapat meraih target transaksi multilateral di atas 300.000 lot atau melebihi dari pencapaian pada tahun lalu. Adapun kontrak-kontrak produk GOFX terutama kontrak forex multilateral masih menjadi kontrak andalan BKDI pada kuartal terakhir tahun ini.