Bisnis.com, JAKARTA - Sebagian besar logam dasar terdepresiasi pada perdagangan Kamis (17/10/2019), dipimpin nikel dan seng, karena tanda-tanda lebih lanjut dari perlambatan ekonomi global sehingga menambah kekhawatiran pasar terhadap prospek permintaan.
Berdasarkan data Bloomberg, hingga pukul 15.00 WIB harga nikel di bursa LME terkontraksi sebesar 1,8% menjadi US$16.160 per ton, menjadi level terendah sejak 28 Agustus lalu diikuti oleh seng yang melemah 1,1% menjadi US$2.408 per ton.
Sementara itu, aluminium melemah 0,2% menjadi US$1.722,5 per ton dan tembaga melemah 0,1% menjadi US$5.724 per ton.
Mengutip riset ANZ, IMF yang telah memperingatkan bahwa risiko ekonomi global telah meningkat seiring dengan banyak bank sentral dunia yang menurunkan biaya pinjaman semakin menakan pasar logam dasar.
Peningkatan kerentanan finansial selanjutnya dapat menempatkan pertumbuhan jangka menengah dalam risiko.
Data terbaru dari AS, penjualan ritel yang secara tidak terduga turun untuk pertama kalinya sejak Februari, menunjukkan belanja konsumen yang selama ini membantu menopang pertumbuhan ekonomi mulai goyah.
“Sementara Presiden Donald Trump masih mengharapkan kesepakatan perdagangan dengan China akan segera ditandatangani, ketegangan antara kedua negara tetap rapuh. Semua ini menciptakan suasana bearish di pasar logam dasar,” tulis ANZ dalam risetnya seperti dikutip dari Bloomberg, Kamis (17/10/2019).