Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

5 Tahun Jokowi-JK, Pasar Saham Kian Semarak

Perkembangan pasar modal selama 5 tahun pemerintahan Joko Widodo dinilai meningkat cukup signifikan, dari sisi dana yang dapat diraih, jumlah emiten, likuiditas pasar, dan jumlah investor.
Pejalan kaki berjalan di dekat papan elektronik yang menampilkan perdagangan harga saham di Jakarta, Senin (1/7/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan
Pejalan kaki berjalan di dekat papan elektronik yang menampilkan perdagangan harga saham di Jakarta, Senin (1/7/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA—Penggalangan dana di pasar modal selama 5 tahun terakhir terpantau kian semarak. Hal itu dibuktikan oleh bertambahnya jumlah perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia maupun jumlah investor.

Sementara itu, pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) selama pemerintahan Presiden Joko Widodo pada periode 2014—2019 terpantau variatif.

Indeks tercatat kembali ke level 4.000-an pada tahun pertama setelah pemilu dan ditutup di level 4.593 pada hari terakhir perdagangan 2015. Padahal pada tahun Pemilu 2014, indeks memecahkan level rekor tertinggi baru sejak 2011 sebesar 5.226.

Kendati demikian, pada 2 tahun berikutnya indeks kembali tumbuh dan bahkan menembus level 6.300 untuk pertama kalinya pada 2017 sebesar 6.355.

Namun demikian, guncangan eksternal pada tahun lalu yang dimulai dari pengetatan moneter di Amerika Serikat dan pecahnya perang dagang antara AS—China membuat IHSG kembali terpuruk ke level 6.194.

Sepanjang tahun berjalan, indeks terpantau masih berada di zona merah dengan pelemahan sebesar 1,43%, kendati secara tahunan (year-on-year) masih tumbuh 3,95% ke level 6.105. Sementara itu, indeks telah melonjak 16,81% dalam 5 tahun.

5 Tahun Jokowi-JK, Pasar Saham Kian Semarak

Sumber: Bloomberg, per 15 Oktober 2019, 11:00 WIB.

Sementara itu, selama periode pertama masa jabatan Presiden Joko Widodo, investor asing juga terpantau keluar-masuk. Pada tahun pemilu, investor asing mencatatkan beli bersih (net buy) senilai Rp42,59 triliun.

Namun, sejak 2015 hingga 2018, investor asing terpantau hanya sekali melakukan net buy, yaitu senilai Rp16,16 triliun pada 2016. Dana keluar yang paling besar terjadi pada tahun lalu senilai Rp50,74 triliun.

Namun, pada 2019, investor asing kembali ke pasar modal Tanah Air dengan mencatatkan net buy senilai Rp50,68 triliun yang termasuk di dalamnya transaksi skema crossing saham dari MUFG Bank Ltd. dalam rangka meningkatkan kepemilikannya di PT Bank Danamon Indonesia Tbk. dan PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk. senilai total Rp49,6 triliun.

Kinerja IHSG dan Arus Dana Asing 2014-11 Oktober 2019
PeriodeIHSGNet Buy (Net Sell
20145.226Rp42,59 triliun
20154.593(Rp22,58 triliun)
20165.296Rp16,16 triliun
20176.355(Rp39,86 triliun)
20186.194(Rp50,74 triliun)
Januari-11 Oktober 20196.105Rp50,68 triliun

Sumber: Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bursa Efek Indonesia (BEI)

Direktur Utama BEI Inarno Djajadi menjelaskan bahwa kinerja pasar modal selama 5 tahun terakhir ini sungguh luar biasa yang ditandai dengan bertambahnya jumlah perusahaan tercatat dan meningkatnya nilai transaksi harian.

Adapun, BEI mencetak rekor pertambahan jumlah emiten terbanyak di sepanjang sejarah pada 2018 sebanyak 57 emiten. Sementara pada tahun ini, sudah ada 40 perusahaan tercatat baru yang melantai di bursa dan masih ada 30 perusahaan lagi yang sudah ada dalam pipeline penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO).

“Pasar modal dalam lima tahun terakhir ini sangat luar biasa. Kalau kita lihat bahwasanya perkembangannya kita termasuk yang terbaik di Asean, bahkan tertinggi di Asean,” kata Inarno kepada Bisnis, Senin (14/10/2019).

Belum lagi mengenai frekuensinya, lanjut Inarno, yang mana rata-rata frekuensi transaksi tercatat sebanyak 466,851 kali transaksi per 11 Oktober 2019 dari posisi 209.877 kali pada akhir 2014.

“Pasti [ada kontribusi pemerintah]. Dengan adanya pemerintah memberikan keringanan pajak, kestabilan politik, dan PDB kita juga bagus,” imbuh Inarno.

Namun demikian, ke depannya Inarno menyebut pekerjaan rumah bagi pemerintah yang belum selesai adalah terkait pemberdayaan sumber daya manusia.

5 Tahun Jokowi-JK, Pasar Saham Kian Semarak
Presiden Joko Widodo didampingi Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kiri) dan Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia Tito Sulistyo (kanan) saat menghadiri acara di BEI, Selasa (4/7/2017) - Bisnis/Dwi Prasetya

Dirinya pun setuju dengan visi dan misi dari Presiden Joko Widodo pada masa jabatan keduanya ini yang akan lebih fokus ke SDM.

“Kita punya bonus demografi. Tidak akan kemana-mana kalau kita tidak memanfaatkan itu [dengan terus meningkatkan inklusi keuangan],” ujar Inarno.

Meningkat Signifikan

Samsul Hidayat, Direktur Eksekutif Asosiasi Emiten Indonesia, menyampaikan hal serupa bahwasanya perkembangan pasar modal selama masa kepemimpinan Joko Widodo telah meningkat cukup signifikan.

“Perkembangan pasar modal selama masa kepemimpinan Pak Jokowi meningkat cukup signifikan, ditinjau dari dana yang dapat diraih, jumlah emiten, likuiditas pasar, dan jumlah investor,” kata Samsul.

Namun demikian, untuk periode keduanya ini, Samsul berharap pemerintah dapat meningkatkan partisipasi perusahaan-perusahaan untuk IPO.

Selain itu, jumlah investor juga diharapkan dapat bertambah karena persentase jumlah investor saat ini masih kecil apabila dibandingkan dengan jumlah penduduk..

Selanjutnya, penyelesaian revisi Undang-undang (UU) pasar modal juga dinilai Samsul merupakan salah satu agenda strategis yang diharapkan dapat rampung pada periode kedua Presiden Joko Widodo ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Ana Noviani

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper