Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Skeptis Soal Negosiasi Dagang, Minyak Kembali ke Zona Merah

Pada akhir pekan lalu, AS dan China menyepakati perjanjian dagang parsial.
Ilustrasi kilang minyak./Reuters
Ilustrasi kilang minyak./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak turun setelah melonjak pada akhir pekan lalu, seiring meragunya investor terhadap kemajuan negosiasi dagang AS-China.

Berdasarkan data Bloomberg, hingga Senin (14/10/2019) pukul 12.22 WIB, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) turun 0,58 persen atau 0,32 poin ke posisi US$54,38 per barel, sedangkan harga minyak mentah Brent turun 0,55 persen atau 0,33 poin ke posisi US$60,18 per barel.

Washington dan Beijing membuat beberapa konsesi untuk mencapai kesepakatan perdagangan parsial pada pekan lalu, serta membidik perjanjian yang lebih komprehensif sebelum akhir 2019.

Meski membaiknya hubungan AS-China turut mendukung pasar keuangan, investor masih skeptis. Investor meragukan kondisi merupakan titik nyata dalam penyelesaian konflik dagang antara kedua negara yang sudah berlangsung sejak 2018 serta apakah hal ini berarti ada peningkatan signifikan dalam pertumbuhan ekonomi dan permintaan minyak mentah.

Taruhan hedge fund atas penurunan di WTI meningkat lebih dari 2 kali lipat dalam 3 pekan terakhir.

Pendiri Vanda Insights Vanda Hari menyatakan konsesi yang disetujui AS-China pada Jumat (10/10), tidak akan mengubah prospek pertumbuhan permintaan minyak melemah karena pengenaan tarif yang saling dikenakan oleh kedua negara masih berlaku.

“Ketakutan ringan terhadap harga minyak mentah karena serangan kapal tanker Iran di Laut Merah pada Jumat (10/10), juga tidak mungkin bertahan,” katanya seperti dilansir dari Bloomberg, Senin (14/10).

Serangan terhadap sebuah kapal tanker minyak mentah Iran di Laut Merah pada Jumat (10/10) membuat ketegangan di Timur Tengah tetap tinggi dan berkontribusi pada kenaikan harga. Harga minyak lompat ke level US$60 per barel setelah serangan tersebut, meningkatkan kekhawatiran meluasnya ketegangan di kawasan penting produksi minyak mentah itu.

Ledakan kapal tanker tersebut akan memacu kekhawatiran baru tentang potensi konflik di Timur Tengah, setelah sejumlah insiden terjadi di kawasan ini dalam beberapa bulan terakhir. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dika Irawan
Editor : Annisa Margrit
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper