Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu mempertahankan pergerakannya di zona hijau pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Kamis (10/10/2019), meskipun dengan kenaikan tipis.
Berdasarkan data Bloomberg, IHSG naik tipis 0,05 persen atau 3,26 poin ke level 6.032,42 pada akhir sesi I dari level penutupan sebelumnya. Pada perdagangan Rabu (9/10), IHSG berakhir di level 6.029,16 dengan pelemahan 0,17 persen atau 10,44 poin.
Sebelum berbalik ke zona hijau, indeks sempat melanjutkan pelemahannya ketika dibuka turun 0,09 persen atau 5,18 poin di posisi 6.023,98 pada Kamis (10/10) pagi. Sepanjang perdagangan sesi I, IHSG bergerak fluktuatif di level 6.023,98 – 6.044,11.
Enam dari sembilan sektor menetap di zona hijau pada akhir sesi I, dipimpin aneka industri (+1,12 persen) dan tambang (+0,67 persen). Tiga sektor lainnya menetap di wilayah negatif, dipimpin barang konsumen yang melemah 0,52 persen.
Sebanyak 180 saham menguat, 153 saham melemah, dan 324 saham stagnan dari 657 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia.
Saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) dan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. (TPIA) yang masing-masing naik 1,56 persen dan 1,50 persen menjadi pendorong utama kenaikan IHSG.
Sebaliknya, saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP) yang masing-masing turun 0,76 persen dan 2,29 persen menjadi penekan utama sekaligus membatasi besarnya kenaikan IHSG.
Indeks saham lainnya di Asia tampak bergerak variatif. Indeks Topix Jepang terkoreksi 0,22 persen saat indeks Nikkei 225 Jepang mampu naik 0,24 persen, sedangkan indeks Kospi Korea Selatan melemah 0,51 persen.
Di China, indeks Shanghai Composite dan CSI 300 masing-masing naik 0,26 persen dan 0,25 persen. Adapun indeks Hang Seng Hong Kong menguat 0,40 persen.
Dilansir dari Reuters, sebagian indeks saham di Asia mampu naik moderat didorong harapan bahwa pemerintah Amerika Serikat dan China akan menyelesaikan beberapa isu di antara mereka.
Tetap saja, investor bersikap hati-hati karena kabar meresahkan sebelumnya bahwa proses perundingan perdagangan antara kedua belah pihak dapat dipersingkat.
The New York Times melaporkan bahwa pemerintah AS akan segera menerbitkan lisensi yang memungkinkan sejumlah perusahaan AS untuk memasok barang-barang tertentu ke Huawei Technologies China.
Di sisi lain, Bloomberg melaporkan bahwa Gedung Putih sedang mempertimbangkan untuk meluncurkan pakta mata uang yang sebelumnya disepakati dengan China, sehingga meningkatkan harapan kesepakatan parsial dan membantu mengangkat aset berisiko.
Meski ada beberapa laporan berbeda tentang rencana Wakil Perdana Menteri China Liu He di Washington, banyak pelaku pasar tetap berhati-hati.
Tanpa kemajuan yang signifikan, Presiden AS Donald Trump dijadwalkan menaikkan tarif pada barang-barang China senilai US$250 miliar menjadi 30 persen dari 25 persen pada Selasa (15/10/2019).
“Kecuali ada kejutan hari ini, sepertinya perundingan mereka gagal. Tarifnya akan naik. Situasinya terlihat mengerikan," ujar Norihiro Fujito, kepala strategi investasi di Mitsubishi UFJ Morgan Stanley Securities.
Sejalan dengan IHSG, indeks Bisnis-27 naik tipis 0,04 persen atau 0,2 poin ke level 519,22, sedangkan indeks saham syariah Jakarta Islamic Index melemah 0,14 persen atau 0,92 poin ke posisi 663,21 pada akhir sesi I.
Sementara itu, nilai tukar rupiah terpantau menguat 24 poin atau 0,17 persen ke level Rp14.149 per dolar AS pada pukul 11.41 WIB, di tengah penguatan mata uang di Asia.