Bisnis.com, JAKARTA - Emas membatasi kenaikan menjelang dimulainya negosiasi perdagangan AS dan China di Washington pada Kamis (10/10/2019). Investor tengah mencerna kemungkinan kedua negara mungkin dapat menghasilkan sebuah kesepakatan parsial pada negosiasi kali ini.
Ahli Strategi TD Securities Toronto Ryan McKay mengatakan bahwa dalam beberapa perdagangan terakhir sudah tersebar banyak laporan terkait dengan negosiasi perdagangan AS dan China yang telah membuat harga emas cukup fluktuatif.
“Saya tidak berpikir pasar emas siap untuk melompat pada satu berita ke berita lain, jadi pada titik ini cukup berombak di kedua sisi sekitar US$1.500 per troy ounce sampai kita mendapatkan sesuatu yang lebih konkret dari pertemuan pada akhir minggu ini,” ujar Ryan seperti dikutip dari Bloomberg, Kamis (10/10/2019).
Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Kamis (10/10/2019) hingga pukul 14.45 WIB, harga emas berjangka untuk kontrak Desember 2019 di bursa Comex bergerak menguat tipis 0,07% menjadi US$1.513,9 per troy ounce, sedangkan harga emas di pasar spot bergerak menguat 0,25% menjadi US$1.509,27 per troy ounce.
Sebelumnya, pada pertengahan perdagangan emas sempat menguat cukup tajam akibat laporan dari media China bahwa AS dan Negeri Panda tersebut tidak membuat kemajuan dalam pembicaraan perdagangan tingkat wakil yang diadakan pada Senin dan Selasa (7-8 Oktober 2019) di Washington.
Delegasi China berencana untuk meninggalkan Washington pada Kamis (10/10/2019), bukannya pada Jumat (11/10/2019), seperti yang direncanakan sebelumnya. Hal tersebut memperburuk harapan pasar terhadap resolusi perdagangan dalam negosiasi AS dan China yang sebelumnya juga mereda pada awal pekan ini.
Baca Juga
Harapan tersebut berkurang setelah pemerintah AS memperluas daftar hitam perdagangannya untuk memasukkan beberapa perusahan teknologi China, menghukum Beijing karena perlakuannya terhadap minoritas Muslim dan meningkatkan ketegangan.
Namun, penguatan emas akibat sentimen tersebut meredam setelah AS tengah mempertimbangkan untuk meluncurkan pakta mata uang yang sebelumnya disepakati oleh China pada perundingan awal tahun ini sehingga dinilai dapat menangguhkan kenaikan tarif impor AS untuk produk China yang dijadwalkan berlaku pada 15 Oktober.
Adapun, perundingan kali ini akan berlangsung sebelum kenaikan tarif yang dijadwalkan di AS atas barang-barang China senilai $ 250 miliar, menjadi 30% dari 25% pada 15 Oktober.
Sementara itu, investor juga mencerna berita acara pertemuan kebijakan Federal Reserve bulan lalu yang dirilis Rabu (9/10/2019) yang menunjukkan para pejabat mulai berdebat seberapa jauh kampanye penurunan suku bunga mereka harus diperpanjang.
Analis PT Monex Investindo Futures Andian mengatakan dalam publikasi risetnya bahwa harga emas telah naik ke level tertinggi US$1.516,90 pagi tadi dan dengan kabar pesimis dari pertemuan tersebut berpotensi angkat harga emas naik menguji level resisten US$1.520 per troy ounce hingga US$1.528 per troy ounce.
“Sebaliknya bila terjadi pembahasan yang produktif, harga emas mungkin turun menguji support US$1.492 per troy ounce hingga US$1.498 per troy ounce,” ujar Andian seperti dikutip dari risetnya, Kamis (10/10/2019).