Bisnis.com, JAKARTA – Berita mengenai penggalangan dana emiten dan rencana stock split PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. menjadi topik halaman market dan korporasi edisi harian Bisnis Indonesia, Rabu (9/10/2019).
Berikut perincian topiknya:
Rights Issue Ramai di Pengujung Tahun. Aksi penambahan modal melalui hak memesan efek terlebih dahulu atau rights issue semakin ramai menjelang pengujung tahun di tengah tingginya volatilitas pasar saham saat ini. Berdasarkan data yang dihimpun Bisnis, sekitar 9 emiten telah melaksanakan rights issue sepanjang tahun berjalan.
PTPP Targetkan Beres Awal 2020. PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk. memproyeksikan proses pelepasan kepemilikan saham pada dua perusahaan tol yang telah beroperasi rampung pada awal tahun depan. Dua perusahaan tol tersebut adalah PT Jasamarga Kualanamu Tol dan PT Jasamarga Pandaan Malang.
Berharap Taji Penurunan Suku Bunga. Penurunan suku bunga acuan menjadi sentimen yang mewarnai pasar obligasi pada kuartal III/2019. Setelah Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan setiap bulan dari Juli hingga September dengan bobot masing-masing 25 basis poin, ternyata masih ada ekspektasi penurunan lanjutan pada bulan ini.
Investor Serbu SUN Seri Acuan 2020. Investor di pasar obligasi menyerbu surat utang negara (SUN) yang diproyeksikan menjadi seri acuan tahun depan pada lelang yang dilaksanakan kemarin, Selasa (8/10).
Kapan Waktunya Beli Saham INTP? Kondisi industri semen nasional yang masih stagnan membuat analis merekomendasikan hold saham emiten PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Pasar semen domestik hingga kini masih dibayangi oleh kelebihan pasokan atau oversupply.
Mengintip Siasat Emiten Batu Bara. Emiten pertambangan harus putar otak menyusun strategi demi menyiasati penurunan harga batu bara acuan pemerintah dan juga global. Apa saja strateginya? Pada awal tahun harga batu bara untuk kontrak berjangka ICE Newcastle sempat menyentuh US$102,5 ton.
TBIG Akan Stock Split dengan Rasio 1:5. PT Tower Bersama Infrastructure Tbk., emiten menara telekomunikasi, berencana melakukan stock split atau pemecahan nilai saham dengan rasio 1:5 guna meningkatkan likuiditas saham perseroan bersandi saham TBIG itu.