Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ringkasan Perdagangan 8 Oktober: IHSG Pertahankan Rebound, Rupiah Menguat Tipis

Indeks Harga Saham Gabungan mampu rebound dan berakhir di zona hijau setelah ditutup melemah 1 persen pada perdagangan awal pekan.
Rupiah dan IHSG kompak menguat dua hari beruntun Rabu dan Kamis 9 dan 10 Januari 2019
Rupiah dan IHSG kompak menguat dua hari beruntun Rabu dan Kamis 9 dan 10 Januari 2019

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan mampu rebound dan berakhir di zona hijau setelah ditutup melemah 1 persen pada perdagangan awal pekan.

Sementara itu, rupiah masih mampu menguat tipis seiring dengan pelemahan indeks dolar Amerika Serikat (AS)

Berikut ini ringkasan perdagangan di pasar saham, mata uang, dan komoditas yang dirangkum Bisnis.com, Selasa (8/10/2019):

Mayoritas Bursa Asia Menghijau, IHSG Pertahankan Rebound

IHSG mempertahankan rebound dan ditutup menguat 0,65 persen atau 39,02 poin ke level 6.039,60 dari penutupan perdagangan sebelumnya.

Indeks mulai bangkit dari pelemahannya ketika dibuka rebound deangan penguatan 0,35 persen atau 21,11 poin di posisi 6.021,69 pada Selasa (8/10) pagi. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak di level 6.009,38 – 6.046,46.

Delapan dari sembilan sektor berakhir di zona hijau, dipimpin oleh sektor barang konsumsi yang menguatg 1,35 persen, disusul sektor finansial yang naik 0,92 persen. Di sisi lain, sektor infrastruktur melemah 0,23 persen.

Dari 656 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini, sebanyak 229 saham menguat, 167 saham melemah, dan 260 saham stagnan.

Rupiah Ditutup Menguat Tipis, Ini Sentimennya

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup di level Rp14.162 per dolar AS, hanya menguat 0,007 persen atau 1 poin terhadap greenback. Sementara itu, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback di hadapan sekeranjang mata uang mayor melemah 0,08 persen menjadi 98,883.

Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan harapan damainya AS-China kembali menjadi topik utama sentimen perdagangan hari ini. Laporan terbaru menunjukkan bahwa China menjadi lebih ragu untuk menyepakati kesepakatan perdagangan yang luas dengan AS.

“Ketegangan perdagangan antara kedua belah pihak meningkat hanya beberapa hari sebelum pembicaraan dimulai ketika delapan perusahaan teknologi China dilaporkan dimasukkan dalam daftar hitam AS dengan tuduhan terlibat dalam pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) terhadap minoritas Muslim di Provinsi Xinjiang,” ujarnya seperti dikutip dari keterangan resmi, Selasa (8/10).

 Bursa Asia Menguat Tipis di Tengah Kehati-Hatian Investor

Indeks MSCI Asia Pacific di luar Jepang terpantau menguat 0,55 persen, dipimpin oleh penguatan saham teknologi di Korea Selatan dan Taiwan. Sementara itu, indeks Topix dan Nikkei 225 ditutup menguat masing-masing 0,87 persen dan 0,99 persen.

Indeks Hang Seng menguat 0,37 persen setelah pemimpin eksekutif Carrie Lam mengatakan dia tidak punya rencana untuk menggunakan peraturan peraturan darurat untuk memperkenalkan undang-undang lain.

Di China, indeks Shanghai Composite menguat 0,29 persen, sedangkan indeks CSI 300 ditutup naik 0,61 persen.

Menanti Perundingan Dagang, Harga Batu Bara Membumbung

Harga batu bara membumbung seiring dengan bergulirnya kembali perundingan dagang Amerika Serikat dan China pada pekan ini.

Berdasarkan data Bloomberg, harga batu bara kontrak pengiriman November 2019 di ICE Newcastle ditutup memanas 3,11% atau 2,10 poin ke posisi US$69,55 per ton, pada Senin (7/10/2019), melanjutkan penguatan di sesi pembuka sebesar 1,56% atau 1,05 poin ke posisi US$68,50 per ton.

Dua Sentimen Ini Picu Penguatan Harga CPO

 Harga minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) memanas pada Selasa (8/10/2019), karena data dari Malaysia menunjukkan produksi di negara produsen CPO terbesar kedua itu melemah dari perkiraan pasar.

Berdasarkan data Bloomberg, harga  minyak kelapa sawit kontrak pengiriman Desember 2019 di Bursa Derivatif Malaysia naik tipis 0,65 persen atau 14 poin ke posisi 2.174 ringgit per ton per Selasa (8/10) pukul 11.29 WIB, melanjutkan penguatan di sesi pembuka sebesar 0,09 persen atau 2 poin ke posisi 2.162 ringgit per ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper