Bisnis.com, JAKARTA – Pasar keuangan Hong Kong memperlihatkan daya tahannya, sehari setelah bentrokan keras terjadi antara demonstran dan pihak kepolisian. Bursa saham Hong Kong berhasil mengikis sebagian besar pelemahannya pada perdagangan hari ini, Rabu (2/10/2019).
Indeks Hang Seng Hong Kong ditutup di zona merah dengan pelemahan hanya 0,19 persen ke level 26.042,69. Padahal, Hang Seng sempat melorot 1,2 persen menuju penurunan terdalam untuk perdagangan awal bulan sejak Januari, berdasarkan data Bloomberg.
Dampak meningkatnya bentrokan keras antara pengunjuk rasa dan polisi, disertai laporan kontraksi tajam dalam aktivitas manufaktur di Amerika Serikat (AS), menambah sentimen negatif pasar yang sudah terbebani menyusutnya pembeli dari China daratan.
“Orang-orang berhati-hati tentang negosiasi mendatang antara AS dan China. Mereka tidak ingin mengambil risiko dan mereka lebih suka menjual,” terang Jessie Guo, ahli strategi penelitian ekuitas di China Merchants Securities HK Co.
“Pelemahan hari ini juga merupakan refleksi dari protes di Hong Kong yang telah banyak mempengaruhi investor,” tambahnya, dilansir dari Bloomberg.
Pada Selasa (1/10), seorang demonstran dilaporkan ditembak oleh polisi. Insiden ini terjadi untuk pertama kalinya dalam aksi protes yang telah berlangsung selama sekitar empat bulan terakhir.
Aksi protes jalan yang kerapkali memicu kekerasan dan bentrokan menambah beban pasar akibat pelemahan nilai tukar yuan dan perang dagang Amerika Serikat-China.
Kondisi tersebut menambah tekanan pada laba untuk sejumlah perusahaan terbesar Hong Kong. Indeks Hang Seng pun merosot 8,6 persen pada kuartal ketiga, kinerja kuartalan terburuk sejak 2015.
Saham yang mengalami penurunan terbesar pada perdagangan Rabu (2/10) di antaranya adalah BOC Hong Kong Holdings Ltd., yang kantornya diserang oleh pengunjuk rasa pada Selasa (1/10).
Sementara itu, saham operator layanan kereta MTR Corp, yang stasiunnya terus-menerus menjadi target demonstran dalam kerusuhan, ditutup turun 1,1 persen.
Namun, masih ada ruang untuk optimisme. Sebuah survei Bloomberg baru-baru ini memprediksikan pasar ekuitas Hong Kong akan mengakhiri tahun ini dengan lebih baik karena valuasi yang menarik, berkurangnya tensi perdagangan, dan potensi stimulus dari Beijing.
Data sejak 1989 menunjukkan bursa saham Hong Kong naik rata-rata hampir 6 persen dalam tiga bulan terakhir tahun kalender atau setidaknya dua kali lipat dibandingkan dengan raihan kuartal lainnya.
Pelemahan yang dibukukan Hang Seng pada akhir perdagangan hari ini relatif lebih kecil dibandingkan dengan sejumlah indeks saham lain di Asia. Indeks Nikkei 225 dan Topix Jepang ditutup turun 0,49 persen dan 0,42, sedangkan indeks Kospi Korea Selatan berakhir merosot 1,95 persen.