Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Trump Mau Dimakzulkan, Dolar AS Terombang-ambing

Indeks dolar Amerika Serikat (AS) bergerak tipis di zona hijau pada perdagangan pagi ini, Rabu (25/9/2019), setelah DPR AS membuka penyelidikan proses pemakzulan secara resmi terhadap Presiden Donald Trump.
Karyawan menghitung mata uang rupiah dan dolar AS di Jakarta, Senin (1/7/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
Karyawan menghitung mata uang rupiah dan dolar AS di Jakarta, Senin (1/7/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks dolar Amerika Serikat (AS) bergerak tipis di zona hijau pada perdagangan pagi ini, Rabu (25/9/2019), setelah DPR AS membuka penyelidikan proses pemakzulan secara resmi terhadap Presiden Donald Trump.

Di sisi lain, data kepercayaan konsumen AS yang tampak lesu meningkatkan kekhawatiran pasar tentang konflik perdagangan AS-China.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan dolar AS terhadap sejumlah mata uang dunia, naik tipis 0,084 poin atau 0,09 persen ke level 98,421 pada pukul 07.55 WIB dari level penutupan perdagangan sebelumnya.

Pada perdagangan Selasa (24/9), indeks dolar AS berakhir di level 98,337 dengan pelemahan 0,27 persen atau 0,262 poin.

Dewan Pewakilan Rakyat (DPR) AS akan melakukan penyelidikan untuk proses pemakzulan secara resmi terhadap Presiden Donald Trump atas tuduhan meminta bantuan asing untuk menyingkirkan pesaing politiknya menjelang pemilu presiden mendatang.

Rencana penyelidikan itu diumumkan Ketua DPR Nancy Pelosi pada Selasa (24/9/2019) waktu setempat, setelah mengadakan pertemuan tertutup dengan anggota parlemen Partai Demokrat.

Menurut Pelosi, tindakan Trump tampaknya telah merusak keamanan nasional dan melanggar Konstitusi AS. Sebelumnya, tersebar laporan bahwa Trump meminta bantuan pihak asing untuk mencemarkan nama calon presiden dari Partai Demokrat, Joe Biden.

Di tengah perseteruan politik di dalam negeri, retorika Trump tentang China berubah ketika ia menyampaikan teguran keras terhadap praktik perdagangan Beijing di Sidang Umum PBB. Trump mengatakan tidak akan menerima "kesepakatan buruk" dalam negosiasi perdagangan AS-China.

“Pidato Trump penuh dengan kata-kata sensitif untuk China - praktik perdagangan, mata uang, kebebasan beragama dan sebagainya. Tidak sulit untuk membayangkan jika ini akan mengganggu China," ujar Daisuke Uno, kepala strategi di Sumitomo Mitsui Bank.

"Di masa lalu, China bereaksi terhadap tekanan AS soal perdagangan dengan melemahkan nilai tukar yuan. Tampaknya kita akan melikat pengaturan itu lagi,” tambahnya, seperti dikutip dari Reuters.

Pada saat yang sama, pergerakan dolar AS juga terbebani rilis data yang menunjukkan kepercayaan konsumen AS mencatat penurunan terbesar dalam sembilan bulan pada September, jauh lebih dari yang diperkirakan.

“Kepercayaan konsumen anjlok pada bulan September. Ini dianggap sebagai kejutan besar yang dapat mengesampingkan ekspansi ekonomi yang bergantung pada belanja konsumen untuk mendorong pertumbuhan,” terang Chris Rupkey, kepala ekonom keuangan di MUFG Bank.

"Kabar yang tidak disukai tentang optimisme konsumen ini adalah perkembangan baru mengejutkan, yang bisa membawa lebih banyak penurunan suku bunga sebelum tahun ini oleh Federal Reserve,” lanjutnya.

Posisi indeks dolar AS
TanggalPosisi

25/9/2019

(Pkl. 07.55 WIB)

98,421

(+0,09 persen)

24/9/2019

 

98,337

(-0,27 persen)

23/9/2019

 

98,599

(+0,09 persen)

Sumber: Bloomberg

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper