Bisnis.com, JAKARTA — Kontrak baru yang sebelumnya didapatkan PT Dewata Freightinternational Tbk. berpotensi tertunda untuk direalisasikan pada tahun ini. Hal tersebut disebabkan oleh sikap pemilik kontrak yang masih ragu untuk mengambil keputusan.
Direktur Keuangan Dewata Freightinternational Nurhasanah mengatakan bahwa sebelumnya pada Juni 2019, perseroan telah mengantongi 6 tender hingga 10 tender yang dapat dieksekusi pada tahun ini.
Dia mengatakan, apabila tender tersebut berlanjut, maka perseroan bakal mengantongi kontrak baru senilai Rp100 miliar hingga Rp150 miliar pada tahun ini.
Salah satu tender yang dimenangkan oleh emiten berkode saham DEAL tersebut adalah jasa logistik untuk pengangkutan alat pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) di Sidoarjo.
“Karena kontraknya dari BUMN banyak yang tertunda karena kondisi politik yang belum stabil,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (23/9/2019).
Dia mengatakan bahwa hingga saat ini perseroan masih memastikan kontrak-kontrak baru tersebut masih dapat dikantongi pada tahun ini dengan pemilik tender. Pasalnya, perseroan berpotensi untuk mengikuti tender ulang karena masa tender yang telah jatuh tempo.
Adapun, tender kontrak tersebut telah dijajaki perseroan sejak awal tahun ini. Perseroan berharap kontrak tersebut masih dapat direalisasikan pada akhir tahun ini.
“Kami masih memastikan apakah masih bisa on track tahun ini sampai kuartal IV kami bukukan atau akan kami akan on going project-nya tahun depan,” jelasnya.
Sementara itu, DEAL melalui anak usaha PT Arrow Chain Management Logistics tengah memburu kontrak dengan penyedia platfrom dagang elektronik yang ditargetkan berjalan pada kuartal IV/2019.
Nurhasanah menjelaskan bahwa kontrak tersebut meliputi jasa logistik untuk pemindahan barang dari gudang penyimpanan milik salah satu e-commerce. Kontrak tersebut nantinya dijalankan dengan masa kontrak kerja selama tiga tahun.
“Nilai kontrak estimasi sekitar Rp15 miliar—Rp20 miliar per tahunnya,” ujarnya.