Bisnis.com, JAKARTA – Pasar saham global bergerak variatif pada perdagangan siang ini, Rabu (18/9/2019), menjelang rilis keputusan bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve yang diantisipasi akan kembali memangkas suku bunga acuannya.
Berdasarkan data Bloomberg, indeks futures S&P 500 turun 0,1 persen pada pukul 8.22 pagi waktu London (pukul 14.22 WIB). Sementara itu, indeks IBEX Spanyol naik 0,2 persen dan indeks MSCI Emerging Market menguat 0,3 persen.
Adapun indeks Stoxx Eropa 600 bergerak fluktuatif saat kenaikan saham telekomunikasi mengimbangi penurunan saham barang-barang rumah tangga dan finansial. Pasar ekuitas tergelincir Tokyo dan Sydney, tetapi menguat di Seoul dan Shanghai.
Di pasar mata uang, Bloomberg Dollar Spot Index naik 0,1 persen, nilai tukar pound sterling Inggris terhadap dolar AS turun 0,2 persen menjadi US$1,2469, dan yen Jepang terdepresiasi 0,1 persen ke level 108,19 per dolar AS.
Di sisi lain, imbal hasil Treasury 10 tahun bertahan sekitar 1,78 persen setelah meluncur untuk sesi kedua pada Selasa (17/9), ketika The Fed menyuntikkan uang tunai untuk pertama kalinya dalam satu dekade untuk menenangkan pasar uang.
“Ada sedikit urgensi ketimbang beberapa bulan yang lalu, meskipun sebagian besar orang masih memperkirakan pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin,” ujar Alec Young, managing director untuk riste pasar global di FTSE Russell, kepada Bloomberg TV.
Perputaran dalam suku bunga semalam menggarisbawahi masalah struktural yang dihadapi pasar uang AS, dimana seringkali tidak ada cukup uang tunai untuk memenuhi permintaan dana dari investor yang menyerap rekor penjualan obligasi Treasury yang diperlukan untuk menutupi defisit AS.
Hal itu menjadi tantangan lain yang dihadapi para pembuat kebijakan The Fed saat mereka bersiap untuk memutuskan suku bunga.
Meski The Fed hampir bisa dipastikan akan kembali menurunkan suku bunganya sebesar 25 basis poin, investor menunggu pernyataan dan proyeksi ekonomi dari para pembuat kebijakan The Fed, mengingat adanya tanda-tanda pandangan yang terbagi di antara mereka.
“Pelaku pasar saat ini sangat berhati-hati. Mereka sedang menunggu pertemuan The Fed dan potensi perkembangan baru di Arab Saudi,” ujar Christophe Barraud dari Market Securities di Paris.
“Untuk pertemuan The Fed, pasar tidak bertaruh untuk kejutan positif yang besar,” tambahnya, seperti dikutip dari Reuters.
Pada saat yang sama, pasar juga mencoba untuk mengukur risiko potensi kekurangan minyak yang membebani ekonomi global.
Harga minyak bergerak stabil setelah terjungkal pada perdagangan Selasa (17/9/2019). Saudi Aramco mengatakan telah menghidupkan kembali 41 persen kapasitas di kompleks pemrosesan minyak mentah utamanya.
Langkah tersebut berhasil dilakukan hanya beberapa hari setelah serangan udara menghancurkan kilang Saudi Aramco pada Sabtu (14/9). Kondisi ini pun mengguncang pasar energi global dan mendongkrak kenaikan harga minyak secara tajam pada Senin (16/9).
Sementara itu, kekhawatiran tentang ketegangan perdagangan tampak berlarut-larut. Tim perunding AS dan China akan memulai kembali perundingan menjelang pertemuan para pejabat pemerintahan level atas pada awal Oktober di Washington.