Bisnis.com, JAKARTA - Meningkatnya kekhawatiran pasar terjadinya perang di Timur Tengah setelah serangan terhadap ladang dang fasilitas pemrosesan minyak utama milik Arab Saudi telah mendorong investor untuk memburu aset safe haven, termasuk yen.
Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Senin (16/9/2019) hingga pukul 12.18 WIB, nilai tukar yen di pasar spot bergerak menguat 0,24% menjadi 107,83 yen per dolar AS. Yen bergerak menguat di saat pasar keuangan Jepang tengah libur.
Sementara itu, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback di hadapan sekeranjang mata uang mayor bergerak melemah tipis 0,09% menjadi 98,172.
Kepala Strategi Valuta Asing National Australia Bank Ltd di Sydney Ray Attrill mengatakan bahwa dampak langsung dari berita serangang fasilitas minyak mentah di Arab Saudi adalah lonjakan yang terjadi pada yen.
“Yen naik pada ekspektasi awal dari sentimen untuk menjauhi aset berisiko yang cukup signifikan untuk pekan ini karena mengantisipasi harga minyak yang naik tajam,” ujar Ray seperti dikutip dari Bloomberg, Senin (16/9/2019).
Selain itu, keuntungan bagi aset safe haven yen lainnya adalah ketika Presiden AS Donald Trump mengizinkan untuk mengeluarkan persediaan minyaknya dari cadangan minyak darurat negara.
Hal tersebut dikarenakan pasokan minyak mentah dunia diprediksi dalam tekanan hebat setelah Saudi Aramco memperkirakan serangan drone tersebut dapat menggerus produksi minyak perusahaan sebesar 5,7 juta barel per hari.
Investor selanjutnya akan menanti hasil pertemuan kebijakan moneter Federal Reserve AS pada 17-18 September yang diharapkan dapat menurunkan suku bunga acuan dan memberikan sinyal jalur kebijakan masa depan.